Rindu Tak Bertuan

06.18 Rizka Ilma Amalia 39 Comments

Malam ini, langit di Kotaku kembali menjatuhkan titik-titik airnya akibat awan mendung. Mendung meratapi aku yang sedang mengandung...

Mengandung rindu yang lalu. Hambar. Sengaja ku buat sajak sebagai garamnya, untuk menambah cita rasa rindu. Setidaknya, meskipun hanya asin namun tetap sedap diresapi.

Sebenarnya rindu ini hanya mitos. Seperti; katanya akan ada sinetron yang berjudul 'Ganteng Ganteng Srimulat', itu hanya mitos. Aku cuma mau menunjukkan kalau gini-gini juga aku bisa cantik. Eh, maksudku cantik-cantik begini juga aku bisa bersajak. Yaudahlah iyain aja, ya -_-

Kalau pun memang sajak aku belum benar dan masih hancur (sehancur-hancurnya hati seorang gadis yang pernah diselingkuhi, masih hancuran sajak aku), anggaplah ini proses belajar yang sedang aku lalui, sembari mencurahkan isi daki. Eh, hati maksudku.
Oke, selamat menikmati.. :')


~oOo~



Langitku hitam
Malam yang membuatnya
Langitku semakin legam
Mendung yang membuatnya

Dingin menyeruak secara perlahan
Memasuki ruang hati, kembali merasakan pilu
Bertemu sebuah serpihan
Yang disebut rindu...

Rindu bagaikan kelambu
Membungkus hati, kemudian lebur menjadi debu
Teringat, sudah ratusan malam berlalu
Sejak kita tak lagi satu

Puluhan hati pergi
Ratusan malam sepi
Ribuan detik terlewati
Milyaran bintang yang menemani

Tanpamu disisi, kekasih...

Sendiri membuatku mandiri
Mencari kesibukan, menyenangkan hati
Mendalami sesuatu seperti hobi
Kini kuberhasil membuat duniaku sendiri

Dunia tanpa rindu
Rindu seorang kekasih
Kekasih yang tidak merindu
Pada yang disebutnya kekasih

Dunia yang penuh warna
Namun tanpa hitam didalamnya
Kupikir hitam pun termasuk warna
Duniaku tetap membutuhkannya

Duniaku hampir sempurna
Kamu yang membuatnya 'hampir'
Tak seharusnya kamu di sana
'Kamu' seseorang yang disebut takdir

Seharusnya segera hadir, kamu, hitamku...

Takdir memang bisa ditunda, namun tak bisa ditentang
Sabar dan tetaplah menunggu, ucap hati
Kelak hitammu akan datang
...Yang kau anggap sejati

Aku rindu akan merindu
Maka aku pun menunggu sembari merindu
Meskipun tak ada yang dituju, kawan...
Rindu ini tak bertuan

Ada sebagian rindu yang jatuh
Sebagiannya lagi terbang
Tak peduli seberapa jauh jarak yang ditempuh
Demi bertemu sang tuannya, sayang

Jangan cemas, rindu ini tak akan lelah
Tak akan putus asa
Akan segera menutupi hati yang terbelah
Hati kita

Aku percaya itu akan terjadi
Ketika langit tak hitam lagi
Ketika mendung tak disini lagi, kawan
Ketika itulah rindu ini bertuan...


You Might Also Like

39 komentar:

  1. Karena rindu selalu menginginkan temu.. :D

    BalasHapus
  2. Rindu, sesuatu yang menyesakkan dada. Apalagi untuk orang sepertiku, yang Lelah Disiksa Rindu (baca: LDR)
    Malah curhat. -__-

    BalasHapus
  3. rindu, semoga kau bertemu dengan si tuan rindu

    BalasHapus
  4. Ciyeee. Mellow. Bahahahaha~
    Semoga cepat bertemu seseorang yang bisa dirindukan yak. Tuan itu akan datang, kau harus tenang, dan ia akan menyambutmu dengan sejuta bintang~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anjir diketawain -___- sekali-kali boleh lah yaa hahaha :p
      AAMIIN!
      Aku percaya itu teman, aku akan tenang sembari mengingat rasanya merindukan pujaan, dan semoga seperti yang diharapkan~

      Hapus
    2. Boleh. Bebas!
      Aaamiinn.
      Jangan buru-buru aja. Soalnya takut nggak tepat. :p

      Hapus
    3. Iya, tenang aja. Sekarang lagi menganut "pelan tapi pasti" kok. :p

      Hapus
  5. Hujan dan gelap malam memang selalu berhasil membuat kita merindu dan bersajak yang indah seperti ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu mengalir dengan sendirinya.. :))
      Terimakasih ya udah baca :)

      Hapus
  6. Selamat. Anda mendapatkan piala lagi. Cek dimari Sista : http://www.tandapetik.com/2015/01/bintang-satu.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. terimakasih loh ya.. Ntar InsyaAllah dijawab (._.")

      Hapus
  7. karena rindu ingin disapa. keren kak saja kakak tentang rindu yang tak bertuan,

    BalasHapus
  8. Sajak yang apik, ni rim. Pangeran tersipu karena merindukanmu. "Eh.." :D

    BalasHapus
  9. tuannya si "rindu" siapa sih?? hha

    BalasHapus
  10. Haduh... rindu, jadi pengen bilang, "Bagaimana kabar adinda di sana?" :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh aku jawab? "Kabar dinda di sini baik, Mas" :3

      Hapus
  11. It's amazing.
    Gue terlarut dalam sajak buatmu.
    Beneran,,
    Semoga saja rindumu segera bertuan.
    Karena gue tau ini beneran dari hatimu hingga kamu bisa menuliskannya.

    Salam,

    BalasHapus
  12. Hahaha udah dibikin sajak pun masih ketara banget ya jomblonya -__-

    Sip makasih yaa, salam kenal juga :D

    BalasHapus
  13. ciye yang lagi kangen..sabar ya..kalau meant to be pasti ketemu, kalau nggak ya berari cari aja yang lain.. :D makasih nambain diksi satu : mengandung rindu.. hehehehe

    BalasHapus
  14. Hehehe iyaa :D
    Sama-samaaa looh makasih udah mampiir :D

    BalasHapus
  15. terkadang rasa rindu itu jadi candu,,hehe tapi tetap semangat ya nanti juga pasti ketemu kok :D

    BalasHapus
  16. gue ngakak baca prolognya

    gue juga lagi kangen, tapi ga tau kangen sama siapa *loh
    tapi beneran sih lagi kangen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih udah ketawa :))

      Kalau bingung mau kangen sama siapa, coba aja kangen sama mbak-mbak indomaret. :D
      Mereka welcome sama siapa aja kok :))

      Hapus
  17. Aku juga lagi mengandung rindu nih kak~ haha

    BalasHapus
  18. Keren keren. Ya kerenin aja walau gue gak ngerti. Tapi susunan kata per katanya bikin (aku) cantik jadinya. Kya pantun yang berirama gitu.

    Lalu kelak saat rindu tak lagi dikandungan, siapa ayah si Rindu???? Rindu nya perempuan atau lelaki? #lah #salahpaham

    BalasHapus
  19. Rindu yang tak bertuan? duhhhh
    Sajak kamu sudah bagus kok, bahkan gak hancur, yg hancur emang hati cewek yg diselingkuhi, eeeh
    Tapi menurutku rindu tak hanya datang saat langit menghitam saja, tapi dimana pun dan kapan pun. good luck ya n salam kenal

    BalasHapus
  20. Haha. Aku pikir prolognya itu sudah bagus, untuk seukuran sajak. Aku malah sempat meyakinkan hatiku sendiri, bahwa prolog itu yang kau maksud sajak. Sudah bagus.

    Tapi ternyata, cursor bergulir ke bawah. Kalimat demi kalimat bersusul-susulan melayang ke atas. Aku berhasil menemukan sajak rindu itu, yang ternyata, cukup bikin aku terhipnotis. Aku memang lemah. Hehehe..

    Sepertinya, mulai rindu dengan beberapa orang yang pandai membuat semacam ini. Rindu pada sajak-sajak mereka tentunya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan ini menjadi obat penenang yang begitu ampuh. (kelupaan satu kalimat :P)

      Hapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."