Back To School! (Part II)

01.56 Rizka Ilma Amalia 22 Comments




Hai fans! Nungguin Back To School! (Part II), ya? Iya apa nggaaak? :p

Kalau yang di dalam hatinya tadi bilang ‘nggak’, semoga tahun ini jomblo lagi. Huahaha~ Yes!

Bagi kamu yang baru saja tersesat ke postingan ini, biar nggak bingung aku saranin kamu baca Back To School (Part I) dulu deh.. Kalau nggak mau juga nggak apa-apa kok, hukumnya sunnah, bukan wajib. Tapi alangkah lebih baiknya bila yang sunnah pun dilaksanakan. Iya, kan seperti itu.

Di postingan sebelumnya, banyak yang percaya-nggak-percaya kalau aku ‘sekolah’ lagi. Wkwk. Sampai ada yang tanya “Lu sehat, Rim?”, lalu aku jawab “Alhamdulillah sakit… sakit bisul.”
Agak gila mungkin ya. Iya, emang udah gila kayaknya gara-gara libur. Gila-gila Bahagia. Tapi lebih gila lagi kamu yang mau-maunya baca cerita ini.

Ahahaha, becanda. Kamu yang sering baca tulisan di blog ini pokoknya kerennya cetar-membahana-badai-banjir-tanahlongsor-gunungmeletus- deh! Tak tertandingi. Hihi~ :*

Terus di postingan sebelumnya juga ada yang menebak-nebak layaknya seorang dukun gitu deh. Katanya “Gue tebak ini kelanjutannya bakal fail banget, bakal ketangkep PKS PKS gitu, terus digantung di tiang bendera.” Anjir ini orang nebak apa curhat? Berpengalaman banget kayaknya. Tapi sayang sekali anda belum beruntung, tebakan anda salah, silahkan coba lagi. :))

Dari pada pikiran kamu makin ngaco dan makin penasaran, bagaimana kalau aku lanjut bercerita? Oke, simak ya..

~oOo~

Sampai di sekolah, ternyata di depan gerbang sudah ada PKS! Meskipun aku sudah pakai jaket, aku belum aman. Kenapa? Karena, untuk memasuki gerbang dan melewati para PKS itu tidak boleh mengenakan jaket. Oke diperjelas; JAKET HARUS DI LEPAS! JENG JEENG JEEEENG! *ceritanya ada backsoundnya*

Aku dan Dek Khris turun dari motor, lalu berpamitan sama Om Is. Kemudian Om Is berlalu dengan motornya. Tinggallah kami di depan gerbang, tak ada sedikitpun rasa takut. Sungguh. Aku hanya merasakan jantungku berdebar cepat dan mendapatkan wajah Dek Khris yang pucat karena panik.

“Dek, gimana?”, ucapku berusaha tenang.
“Udah tenang aja jangan panik, Mbak Rima ikutin apa kata Dek Khris. Cepat! Cepat! Lepas jaketnya.” Ujar Dek Khris yang justru malah dia yang terlihat lebih panik.

Mau tidak mau aku harus menurutinya agar selamat. Aku pun melepas dan mendekap jaket tersebut. Dek Khris yang posisinya di sebelah kananku berjalan dengan cepat, sembari merangkul lenganku dengan kedua tangannya yang berusaha menutupi posisi badge yang tidak ada. Tangan kanannya menutupi lengan kananku dan tangan kirinya menutupi lengan kiriku. Kebayang, nggak? Posisinya persis banget kayak Cucu yang sedang membantu neneknya yang sakit untuk berjalan. Dan aku nenek-neneknya. Dengan posisi seperti ini, bukannya aman justru malah menjadi pusat perhatian. Agar mereka tidak curiga, aku langsung mengeluarkan jurus acting-ku.

“UHUK! UHUUKK! Duh nggak enak badan nih!” Aku pura-pura sakit.
“Hfffhhh! Hmmppphphph!” Dek Khris menahan tawa.
“UHUK! UHHUUK!" PKS-nya ikutan batuk.

Akhirnya, berkat acting-ku, PKS terlewati dengan mudah. “HAHAHAHA” Aku dan Dek Khris tertawa seperti… iblis. Baru saja kami tertawa kemenangan karena berhasil melewati PKS, ternyata di depan sana ada guru-guru yang sedang ngobrol. Dengan cepat aku dan Dek Khris kembali pada posisi ‘cucu merangkul neneknya’ tadi. Tepat ketika melewati guru-guru tersebut aku langsung mengeluarkan jurus acting-ku kembali.

“UHUUKK! UHUUKKK! UHUUUKKK! SROOT! SROOOOT! UHHUUUKKKK!” Aku batuk-batuk sambil narik ingus. Pura-pura sakitku makin parah. Dek Khris merangkulku dengan erat. Guru-guru itu hanya melirikku, sebentar, habis itu mereka kembali ngobrol. Aku mengakui acting-ku memang parah, nggak ada bagus-bagusnya. Tapi, berkat acting hina itu kami terselamatkan lagi. HAHAHAHA. Sekarang aku bisa menuju kelas, kelas sepupuku, dengan aman.

Tepat di depan kelas 12 IPS 2, Dek Khris masuk untuk menaruh tasnya. Aku? Aku di luar. Ya, tentu saja di luar, masa mau ikut belajar di dalam. Gini-gini aku juga masih tahu diri. Bukannya takut, hanya saja kelas sepupuku itu IPS, sedangkan dulu aku jurusan IPA. Nanti, kalau tiba-tiba aku ditanya gini; "Iya, kamu yang duduk di pojokkan, Apa alasan MPR mengadakan Sidang Istimewa 23 Juli 2001 pada masa Presiden Abdurrahman Wahid?" Princess harus jawab apa? Nggak lucu kan, kalau tiba-tiba harus pura-pura mati?

Waktu Dek Khris di dalam kelas, teman-temannya pada melihat ke arahku. Anjir, aku dilirik brondong-brondong. Aku hanya mesam-mesem sambil ngemut balsem. Kemudian, salah satu dari mereka, perempuan, ada yang perlahan-lahan mendekatiku, dan bilang "Mbak, maaf, nganu... Resletingnya kebuka." KAMPRET!

Hahaha. Becanda. Sebenarnya dia bilang begini "Mbak... Mbak, kan..." Matanya berbinar dan ia menunjuk-nunjukku pakai bambu runcing. Aku coba menerka-nerka. Kemampuan mengingatku memang kurang baik, namun kali ini Dewi Fortuna berpihak kepadaku. Ternyata dia adalah... Afika. Bukan nama sebenarnya, sih. Habis mau bagaimana lagi, aku memang benar-benar lupa. Tapi, waktu itu aku tau namanya. Sudahlah, anggap saja namanya Afika. Jadi, Afika ini sudah pernah bertemu dengan aku sebelumnya. Otomatis, Afika tahu identitas aku. Namun, aku minta tolong untuk merahasiakannya dari yang lain. Afika memang baik. 

Tidak lama dari itu, teman-temannya yang lain pun ikut mendekatiku. Berbagai macam pertanyaan dilontarkan.

Ana: "Mbak, anak kelas mana? Kok pake jaket kelas ini?"
Princess: "Ya, anak kelas ini. Hehehe."

Ani: "Ah masa, sih. Mbak, anak baru, ya?"
Princess: "Iya.. hehe."

Ane: "Oh, yaa? Mbak, pindahan dari mana?"
Princess: "Dari Lampung.. hehe."

Ano: "Ah, bohong, ya? Mbaknya, Mahasiswa, kan? Semester berapa, Mbak?"
Princess: "Mahasiswa apaan? Aku beneran anak baru, kok."

Anu: "Mbak, jamunya berapaan?"
Mbak Jamu: "Seribuan aja, Dek."

Princess: "WOOOI! KENAPA TUKANG JAMU IKUTAN ADA DI SINI?" 

.....

Mendengar keributan itu, Dek Khris segera keluar dari kelas, dan menarikku menuju kantin. Fiuh. Akhirnya amaaa... "BU, TITIP MBAKKU, YA. DIA MEH MELU SEKOLAH NENG KENE."

DASAR BANGKU SEKOLAHAN PALING POJOK! DIKIRA BARANG APA DITITIP-TITIP.

"Iya, Mbak. Taruh saja di atas meja." Sahut sang Ibu kantin. Dek Khris pun pergi meninggalkan aku di atas meja kantin, dengan iming-iming nanti saat jam "kerja bakti" dia jemput aku lagi. 


~oOo~

TRATAK DUNG DUNG CES. Bel berbunyi, tanda siswa-siswi untuk masuk ke kelas. Eh, itu bunyi bel, bukan?

"Bu, jual makanan apa aja?" Tanyaku, basa-basi.
"Yaa cuma ada ini ini aja, Mbak." Aku celingak-celinguk melihat menunya.
"Beli Sop deh, Bu. Eh, yang itu apa bu?"
"Ini nasi rames."
"Ohh.."
"Jadi, beli apa Mbak? Sop atau Nasi Rames?"
"Ngg... Bentar, Bu. Apa ya.."
"..."
"Nasi Rames deh, Bu."
"Oh, yaudah.."
"Eh, nggak jadi deh, Bu. Sop aja. Hehehe."
"Nasi Rames atau Sop?"
"Sop aja, Bu. Hehehe."
"Yaudah, Mbak. Ibu bikinin. Mbak duduk di sana aja." Sambil menunjukkan meja yang kosong. "Eh, minumnya apa, Mbak?"
"Ngg... Apa yaa..."
Satu windu kemudian...
"..." 
Ibu Kantin pun tewas bunuh diri.

Maaf. Aku memang gini, suka bingung kalau milih sesuatu. Kacau, memang. :(
Tapi, akhirnya aku berhasil memilih makanan dan minuman. Yeay! Dan siap-siap ini makan yang ke dua kalinya!

Labelnya 'Teh Poci' tapi isinya Kopi good day.
Sop dan kopi. Sederhana. Tapi, enak. Dan yang penting harganya, lumayan cuma habis 7000 rupiah. Hehe.
Nggak sampai sepuluh menit, makanannya sudah habis, tinggal minumnya. Sambil kutaruh mangkuk, aku membayar makanannya. Kemudian, duduk lagi. Bengong. Mengaduk-aduk minuman.

"Mbak." Sang Ibu kantin memecah heningku. "Kok, nggak ikut masuk kelas aja?"
"Nggaklah Bu, kan kursinya udah pas." Kataku beralasan.
"Mbak, sodaranya Dek Khris, ya? Emang nggak sekolah?"
"Iya Bu, Sepupu. Nggak Bu, lagi libur."
"Libur apa? Anak sekolah mana ada yang libur, Mbak. Jangan-jangan meliburkan diri, ya?" Anjir ini Ibu kantin kepo banget.
"Nggak kok, Bu. Beneran deh libur. Hehehe. Kan, anak kuliahan mah lagi libur, Bu." Akhirnya jujur juga. Aku nggak bisa bohong lama-lama. Halah.
"Oooohh, jadi Mbaknya ini Mahasiswa. Kenapa pake seragam? Padahal pake baju biasa juga nggak apa-apa, kok."
"Hehehe. Sengaja Bu, kepengen pake seragam."
"Tapi, nggak kelihatan loh. Masih pantes."
*kasih recehan ke Ibu kantin*

Terhitung sudah tiga orang yang tahu identitasku. Untung mereka semua bisa dipercaya. Kecuali, Ibu kantin. Soalnya, dia sempat ngebocorin kalau aku ini 'Mahasiswa', waktu ada siswa yang makan di situ, dan memperhatikan aku sampai detail. Penasaran banget ini abege. Tapi, nggak apa-apa, sih. Soalnya, abege-abege penasaran itu juga nggak percaya waktu Ibu kantin bilang "Mbak itu Mahasiswa". Mereka lebih percaya aku yang bilang "Aku siswa di sini juga kok, kelas 12 IPA 1". Nggak konsisten emang, tadi bilang IPS sekarang IPA. Nggak apa, beda orang ini. :p
Lagian aku nggak bohong kok, kan benar aku kelas 12 IPA 1, tapi 2 tahun yang lalu. :))

~oOo~

TRATAK DUNG DUNG CES. Bel berbunyi kembali.

Ini berarti... Saatnya kerja baktii! Tidak lama dari bunyi bel, Dek Khris datang menjemput. Akhirnya, aku bisa pergi dari kantin itu.

Sebelum ke kelas, aku memintanya untuk mengantarku keliling sekolah. Suasananya berbeda dengan yang tadi pagi, sekarang banyak siswa yang berkeliaran. Ada sebagian yang bersih-bersih dan sebagiannya lagi melarikan diri. Waktu melintasi ruang guru, aku bilang "Dek, masuk yuk!". "Mau ngapain, Mbaak?" Tanyanya gemas. "Mau salim," kemudian aku di tariknya hingga menjauhi ruang guru. Huh, pelit.

Sekolah ini sama kayak sekolah yang lainnya. Ada kelas belajar, Toga, ruang BK, lapangan, perpustakaan, kantin, koperasi, dan toilet. Bagusnya, toilet di sini bersih. Menurut aku, sekolah yang baik, dilihat dari toiletnya yang bersih. Teori macam apa ini, Rim. 

Setelah puas, kami pun ke kelas. Aku masih jaim untuk masuk, jadi berdiri di depan kelas saja. Seperti seleb dadakan (heleh, lu mah SALEP, Rim!), dari waktu keliling tadi sampai di kelas 12 IPS 2 itu, mereka terus memandangi aku. Aku meraba jidat, jangan-jangan di jidat aku ada upil.

Selayaknya abege normal, mereka benar-benar penasaran. Sampai ada yang ngajak salaman untuk kenalan, kali ini cowo, hahaha. Pertanyaan mereka sama, dan aku jawab dengan jawaban yang sama. Mereka pun tetap sama, antara percaya dan tidak percaya. Kamu tahu? Hari itu aku merasa sudah menumpuk banyak dosa. Astagfirullah.. :(

Akhirnya, abege-abege itu sudah tidak rusuh lagi, lelah mungkin. Kulihat kelas sudah bersih, tinggal dipel. Yang laki-laki pada bersihin got didampingi wali kelasnya. Huaaaha! Wali kelas! Aku berusaha bersikap senormal mungkin sambil menutupi wajah dengan jilbab, menjelma Aisyah. Meskipun muridnya banyak, tetapi yang namanya wali kelas setidaknya kan hapal dengan wajah anak muridnya di kelas. Bahaya banget.

Kebetulan kelas 12 IPS 2 berhadapan dengan koperasi. Aku didorong masuk ke sana sama Dek Khris. Sial. Aku pikir di sana bakal aman, ternyata Ibu penjaga koperasinya juga curiga sama wajah aku yang asing. Ya Tuhaan, satu yang harus aku ingat, jumlah manusia di sekolah dengan di kampus jelas berbeda. Kalau di kampus pasti tidak akan sehapal itu. 

Dari pada ketahuan, aku pun balik lagi ke kelas. Kali ini masuk ke dalam kelas, setidaknya aku bisa berlindung di dalam sana. Karena diam saja itu tidak enak, aku berinisiatif ambil sapu. Baris pertama selesai aku sapu. Saat mau menyapu baris ke dua, Dek Khris menarikku lagi keluar. Ternyata di luar kelas ada Mega, salah satu temannya Dek Khris yang kenal sama aku juga. Mega mengajakku ke kelasnya, 12 IPA 3.

Sampai di kelasnya, memang jelas berbeda, wajah abege di kelas ini cenderung lebih kutu buku dibanding kelas Dek Khris. Kemudian, Mega mengajak kami duduk di bangkunya. Sedikit berbincang dan sesekali tertawa karna ceritaku yang tadi pagi menghindari PKS. "Kok berani banget siiih, Mbaak" Komentar Mega, sambil geleng-geleng kepala karna tidak bisa memaklumi sikap aku. Aku hanya tertawa.

Memang dasar Rima itu nggak bisa diam. Di kelasnya Mega, aku berjalan-jalan. Mengagumi galon kecil yang ditaruh di meja paling belakang, bebas untuk siapa pun yang mau minum. Dan memuji cantelan baju di tembok belakang. Saat itu posisi aku di meja tempat galon di letakkan, di sampingku ada anak laki-laki yang duduk di meja membelakangi wajahku sambil main game. Iseng aku sapa.

"Main game apa?" 

Tidak ada jawaban. Sial dikacangin.

"Eh, jangan kentut ya. Aku di sini."

Akhirnya, anak itu bereaksi juga. Dia menengok ke arahku, tepat di belakang pantatnya. Makanya, tadi kubilang jangan kentut. Mungkin dia merasa aneh, dia pun pergi ke meja yang lain. Ngeselin. Biar deh yang penting nggak dikentutin. Karena kelasnya Mega mau mulai beres-beres kelas, aku sama Dek Khris balik lagi ke 12 IPS 2. 

Kini semua kelas sudah mulai bersih-bersih. Aku juga ikut bersih-bersih, ngepel kelas. Yaa, walaupun cuma ngepel satu baris, sih. Yang penting ikut berpartisipasi. :))

Habis ngepel, aku ikut nimbrung duduk di lantai bareng teman-teman Dek Khris. Aku sudah tahu nama-nama mereka. Tapi, sekarang lupa. Hehe. Salah satu dari mereka ada yang hapenya baru dan baru download aplikasi sosmed. Secara alamiah, bibirku berucap "Eh, follow aku dong." Namun apalah dayaku, abege-abege ini tak acuh pada ucapanku.  Gagal deh dapat followers. Sedih.

Jam-jam terakhir aku habiskan dengan berbincang dengan mereka. Asik. Walaupun pakai bahasa jawa. Aku ngerti, cuma kalau disuruh 'ngomong jawa' nggak bisa. Hehe.

TRATAK TRATAK DUNG TRATAK DUNG CES. Bel tanda pulang berbunyi. Akhirnya...

~oOo~

Udah capek ya bacanya? Kebanyakan, ya? Maaf, ya.. :(
Sedikit lagi kok... Lanjut, ya? :')

Sekarang kelas udah sepi. Tinggal aku, Dek Khris, Mega, dan Afika. Mumpung sepi, sebelum pulang kita foto-foto dulu. Biar ada kenang-kenangannya. 

Nabilah JKT48-Mega-Afika-Dek Khris

Peace! ;)

Terimakasih, SMA Negeri 1 Bangsri!
Sesi foto di sekolah selesai.

Sebelum pulang ke rumah, kami mampir beli makan dulu. Lapar sih nggak, cuma mau mengulur-ulur waktu biar nggak cepat pulang ke rumah aja. Hehehe.
Dan tempat makan pun jatuh kepadaaa... 

Warung Peceeel.
Kami beli pecel sama bubur kacang hijau. Berhubung yang jualan nenek-nenek, kecepatan melayaninya pun sangat lamban. Sedih, hampir setengah jam nunggunya. Untung udah biasa nunggu, nunggu di tembak gebetan.

Padahal tadi bilang nggak lapar, tapi dua mangkuk itu habis sendirian. Rasanya perut mau meledak. Makan melulu dari tadi. Ngomong-ngomong, makanan di Jawa itu memang murah-murah, ya. Kali ini pecel, gorengan, sama bubur kacang hijau habis 9000 rupiah.

Okee. Sekarang waktunya untuk pulang ke rumah. Adek sudah lelah, Bang. Abang juga sudah lelah membaca postingan ini, kan? :')

Buat penetralisir rasa lelah, nih adek kasih foto-foto adek versi anak SMA (gadungan).
Terimakasih. :')

Maafkan kelakuan Nabilah, ya.
Roknya kepanjangan, padahal udah digulung tiga kali.
Sudah ya, adek lelah.

You Might Also Like

22 komentar:

  1. iiii cantik dia pake baju pramuka :3 tepuk pramuka dulu! tos

    (ditunggu ya transferannya udah aku blg cantik :3)

    tapi seriusan cantik :D masih cocok

    eh tapi emg ya di jawa murah murah kalo disini mah makan kaya gitu udh habis lebh dr 20rb :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prok prok prok! Prok prok prok! Prok prok prok prok prok prok prok!

      Makasihhh kak zzaa! :3 *brb transfer*

      Yaampuun *lumer* :))

      Iya, kaan.. Yuk, pindah aja. Ahaha ._.

      Hapus
  2. Itu yang nanya "Sehat, Rim?", pasti orangnya keren abis!!!
    Kurang kerjaan emang lu! Harus dihajar...
    Hai Mega, kamu dedek gemez, ya? *salah fokus*
    Aihhhh. Murah-murah banget. Manteplah di Jawa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Yog.. Keren abis artinya Kerennya udah abis, kan? :))
      Hahaha kabuurr aah~~ \o/
      Hey! Dasar, cowok!
      Iyaa, mantep. Mantep abiz.

      Hapus
  3. Wiihhh kereen !!!!! sekolahnya~
    Cantiiikkk !!! mbak nya.. mbak pecel :3 eh nenek deng

    Kayaknya lu harus di rehab deh, rim. Gue dukung kalo perlu gue voting pasti kalo lo ikut rehab :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Makasih Qaqaaa" - Toilet Sekolah.
      Yaampun, aku kalah sama nenek pecel. :'))


      Nggak perlu Alam. Makasih loh ya, udah repot-repot mau voting segala. Dikira Kontes KDI apa. :')
      Kemaren habis di rukiah, kok. Jadi, udah sembuh. :))

      Hapus
  4. GILA EMANG!! HAHA

    Gue ga bisa bayangin kalo gue nyamar gitu ke bekas SMA gue dulu, pasti bakal ditegor 'Mas, panti pijet disebelah sana'

    BalasHapus
    Balasan
    1. ITU PUJIAN, KAN? MAKASIH LOOH!! HAHA~

      Optimis amat, Mas. Jangan dibayangin, dipraktekkan saja. :)))

      Hapus
  5. Rima, masih panteeesss banget! kawaii :3

    bawa oleh2 makanan abis dari Jepara dums :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nurul, makasiiiih! Kamu jugaa kawaii~ :3

      Yaah, udah habis nih kemarin. :))

      Hapus
  6. Ternyata ada lanjutannya
    mba rima sehat ?? Hehe
    tampangnya masih bisa di bilang anak sekolahan lah...
    coba saya. Udh di usir satpam kali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sehaat wa al fiaat. :))
      Makasih looh~ *lempar recehan*
      Hehehe pake helm kak biar nggak ketahuan. :D

      Hapus
  7. belum baca part1, tapi udah mulai ngerti alurnya.

    jadi ceritanya kamu itu jadi penyusup di sekolah gitu? gokil banget, untung aja gak ketahuan. kalau ketahuan mungkin kamu udah di telanjangi terus di arak keliling kampung *ehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pinter..

      Iya gitu.. hehe
      Horor. Untungnya nggak ya. -_-

      Hapus
  8. Rim. Kok bisa-bisanya lu masuk ke sekolah dengan lolos pangawasan. "Kamu keren, nak."

    Semoga bu guru di sekolah itu, gak ngebaca blog lu, ya rim :D

    Gue sempet kaget dengan ketangguhan lu pake acting segala, lagi. Nyiur2 di kantin. Terus diliatin cowok2 abege. :D

    Secara keseluruhan. Lu udah buat gue ketawa sampe pipis di kamar mandi dong..

    "Masih pantes, aja, lu rim." Pangeran jangan kasi recehan, ya. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ehehe bisa dong. Terimakasih Pangeran~ *kibas bulu mata*

      Tenang aja, bu gurunya masih main friendster. Aman. :3

      Ahaha. Serius? Untung pipisnya di kamar mandi ya, Pangeran. :))

      Makasih Pangeraan :3 Hahaha yaudah nggak recehan deh. *lempar kartu kredit*

      Hapus
  9. ihh, kok kamu unyu kayak gitu sih?? jangan buat MiQHNuR naksir donk. heheheh....
    salam kenal ya ..
    nanti, jangan lupa mampir ke blog MiQHNuR yaa. dijamin kalo dah mampir kamu nggak bakalan rugi deh cantik..
    katamiqhnur.com

    BalasHapus
  10. perasaan aku udah komen kok belum muncul yahh?? iya, kamu masih cucok kok pake seragam gitu..jadi pingin juga..hahaha..

    baru pertama ke sini kayaknya, salam kenal ya cc :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha makasih kak, yuk pake bareng-bareng. xD

      Udah pernah mampir kok kakaknya, salam kenal juga yaa kak Mey. :D

      Hapus
  11. RIM anak kampus pada heboh baca cerita lu yang ini, gue jadi penasaran. Ah emang ya! Lu mah absurd parah, bangga lah gua. Hahahahaha

    BalasHapus
  12. Temenmu yang foto sambil bibirnya monyong2 nah cantik juga. Bolehlah buat aku *ehh
    Pakek jaket dilarang ya ? Jadi inget masa aku sekolah hahaha

    BalasHapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."