Tidur atau Bubur

08.47 Rizka Ilma Amalia 22 Comments



“Tidur atau bubur?”
“Bubur.”

Seingatku, terakhir kali aku makan bubur, aku merasakan kantuk. Kemudian tertidur. Bangun dari tidur, tubuhku sudah di kasur. Kudengar isak tangis Ayah, Adik, dan Bibi dari dapur. Aku bergegas ke sana. Kulihat Ibuku tewas, diduga keracunan kapur yang sengaja dicampurkan ke dalam bubur.

***

“Tidur atau bubur?”
“Tidur.”

Sejak Ibu meninggal, diam-diam aku membenci bubur. Aku lebih memilih tidur, adikku pun. Mengenang Ibu dalam tidur. Menyenangkan. Mengingat caranya mendengkur. Membuatku cepat tertidur.

Gelap. Samar-samar kulihat adikku melambaikan tangan dalam senyap. Tersenyum. Kemudian masuk ke gerbang putih disambut Ibu. Aku tercekat. Berusaha mengejar, namun bayangnya hilang dengan cepat.

“IBUUUU! ADIIIIK!”

Ayah dan Bibi menghampiriku ke kamar. Mereka terlihat khawatir. Kemudian coba menenangkan.

“Sabar, ya, Kak. Yang tabah.. Adik sudah tidak ada.”

Kalimat Ayahku membuatku tergugu. Katanya, ketika kami semua tertidur, Adik mencoba bunuh diri seperti Ibu. Ini lucu. Mungkin aku terlalu lugu atas kantuk dan tidur yang selalu mempermainkanku. Tapi, mulai detik ini, tidak akan lagi.

Hingga pada hari ini…

“Tidur atau bubur?”
“Tidur, Bi.”

Aku pun tidur, tentu saja hanya pura-pura. Kali ini kantuk tak akan bisa mengelabuiku untuk tidur. Kantuk ini akan kukutuk!

Satu jam berlalu. Aku masih bergeming dengan kepura-puraanku.

Dalam hening, aku mendengar suara. Sudah kuduga, ada yang aneh di rumah ini ketika aku tak terjaga. Kulangkahkan kaki pada sumber suara. Aku melihat dua bayangan hitam terkikik di atas ranjang sana.

“Tinggal satu lagi yang harus kita singkirkan.”
“Jangan. Tinggal dia anakku satu-satunya.”
“Ayolah. Bukankah kau sudah tidak mempersalahkan ini lagi?”
“….”
“Dia hanya akan mengganggu kebahagiaan kita, Sayang.”

Dua bayangan hitam itu tak terlihat lagi, hanya terdengar suara ranjang berderit. Dasar manusia terkutuk! Menjelma kantuk, tuk membuat maut. Aku mengutuknya dari lubang kunci kamar Bibi, pembantuku.


Aku pun balik ke kamarku. Tuk menjemput maut.

***

HALOO~ 
INI DIA #MEMFIKSIKAN KE-ENAAAAM! TEMANYA "TIDUR".
YAUDAH. GITU AJA. 

HAHAHA.

You Might Also Like

22 komentar:

  1. Demen banget sama perselingkuhan. Hahaha. Lumayan twist-nya. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ya. Baru sadar. Hahaha. Maklum korban perselingkuhan. Jadi, biar makin ngena ceritanya. :))
      Asik kena twist. Thaanks~ \o/

      Hapus
  2. anjirr. ini bagus bgt. twistnya keren. gaya berceritanya juga asik. rada2 misteri gitu ya. hrs byk berguru nih sama lo urusan cerpen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, ya. Akhirnya ada yang bilang keren juga. :')
      Btw, ini FF bukan cerpen. :(((

      Hapus
  3. Balasan
    1. Ya Allah yang ini berlebihan banget. :(
      Kalian kan gurunya. Aku mah cuma murid paud ingusan yang baru belajar ngelap ingus. #ApaIni :(
      Makasih, yak~

      Hapus
  4. Kampret..... kenapa nggak dilabrak ajaaaaa.....? *emosi gue*
    *ngasi jempol ke layar laptop*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan udah gedee. Jadi, nggak main labrak-labrakan kayak anak SMP lagi. :))
      *Ngasi uang recehan*

      Hapus
  5. Kurang Ajar !! . . yang terkutuk itu si tokoh Ayah tuh . . dasar laki-laki lemah . . cuiihhhhh . .
    *lalu diusir dari kotak komentar*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Ini komentar yang penuh emosi. x))
      *Nggak jadi ngusir*

      Hapus
  6. agak sedih ya :"|
    aku pun ingin tertidur..

    BalasHapus
  7. hari ini banyak baca postingan memfiksikan tidur,,huahh jadi ngantuk nih pengen tidur bukan mau bubur ya :D

    BalasHapus
  8. Wohoo tulisan lo rada-rada misteri gitu kali ini, bikin emosi. keren pokonya !

    BalasHapus
  9. Ketika otak saya tak sampai untuk menafsirkan cerpen tersebut, di situ kadang saya merasa sedih....!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketika aku membaca komentar ini, di situ aku pun merasa sedih. :(

      Hapus
  10. Buset, ranjangnya bisa berderit ditengah malam >,<....itu yang paling serem menurutku, CMIWWWW :P

    BalasHapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."