UAS (Ujian Agak Serius)

13.05 Rizka Ilma Amalia 13 Comments


Apa pun yang terjadi, kamu jangan baca postingan ini. Cukup sampai pada kalimat ini saja. Sekian. Jangan dilanjutkan. Serius. Ini bukan postingan penting. Nggak berguna sama sekali. Tulisan ini dibuat supaya tetap kosisten pada resolusi, minimal 4 postingan per bulan. Hina, ya? Biarin. Entah ini nulis apa, yang penting menulis. Hahaha.

Udah aku bilang, jangan dilanjutkan membacanya. Langsung ke kolom komentar aja. Entah kamu mau nulis apa di sana, kalau nggak mau juga nggak apa-apa. Nggak maksa. Bagi kamu yang tetap mau membaca tulisan ini, aku kasih sedikit cerita saja tentang UAS-ku.

Dua minggu ini aku dilanda UAS. Bahkan sampai hari ini pun aku masih menghadapi UAS.

UAS pasti berlalu~
UAS pasti berlalu~
UAS pasti berlalu~

Tulisan ini pun dibuat sambil nyolong waktu disela-sela lagi merangkum materi Pembangunan Pertanian. Aku berniat nggak tidur. Aku lebih milih nggak tidur daripada nggak bisa mengerjakan soal-soal nanti. Cukup di mata kuliah Ekonomi Makro. Mata kuliah satu itu sudah dua kali membuatku pulang ke kostan dengan titik air di ujung mata. Menyebalkan. Lebih menyebalkan daripada mata kuliah Ekonometrika.

UAS Ekonometrika hari Senin yang lalu, aku tidak belajar banyak. Serius. Aku hanya membaca beberapa menit, kemudian tertidur. Aku kelelahan, karena habis pulang pergi dari Serang – Kemang. Lain kali aku ceritakan.

Sebenarnya aku pergi sambil membawa catatan. Namun apa daya, mata kuliah itu memang sulit, membacanya sebentar membuatku mengantuk dan tidak ada yang kumengerti sama sekali. :(

Sampai di kostan, jam menunjukkan pukul 12 malam. Aku tidak sanggup membaca materi lagi. Kuputuskan untuk belajar sehabis sahur dan salat subuh. Namun, mata berkehendak lain. Mata ini tidak sanggup terjaga lebih lama lagi, entah di menit keberapa mata ini pulas tertidur. Aku tak berdaya. Satu jam sebelum UAS Ekonometrika dimulai, aku terbangun. Anehnya aku tidak panik dan tidak deg-degan sama sekali. Biasanya, kalau perasaanku nggak enak, pasti akan terjadi sesuatu hal yang buruk sama UAS-nya, begitu pun sebaliknya. Firasatku seringkali benar.

Sampai di ruang ujian. Seperti biasa, aku datang terlambat. Semua sudah dibagikan soal serta kertas jawaban. Aku pun dipersilahkan masuk. Pengawas memberikanku soal serta kertas jawabannya. Pengawas membacakan peraturannya. Dan saat di poin ‘Tidak boleh membuka buku atau catatan dalam bentuk apa pun’ anak-anak langsung heboh. Soalnya, setahu anak-anak, UAS mata kuliah ini diperbolehkan open book. Terjadi perdebatan sebentar, namun perdebatan itu dimenangkan oleh pengawas.

Aku berdoa, dilanjutkan dengan membaca soal. Allahuakbar. Allah Maha Besar. Tiga soal yang sangat mudah sekali… mudah untuk dibaca. Kalau untuk dijawab, InsyaAllah… Jika Allah menghendaki…

Hah. Bilang aja nggak bisa, Rim!

IYAAAA. AKU NGGAK BISA JAWAB SAMA SEKALI. PUAS?! :(

Menit pertama, aku menulis nama, NIM, dan sebagainya.
Menit kedua, aku menulis arab Bismillaahirrahmaannirrahiim di ujung atas. Sebagai jimat. Sekaligus biar kertas jawabanku tidak terlihat kosong sama sekali. Hehe.
Menit ketiga, pengawas keliling membawa absen. Saat di mejaku, terjadi percakapan antara aku dan bapak pengawas yang terhormat.

“Masih kosong? Mana jawabannya?”
“Ini, Pak,” kataku sambil menunjuk tulisan arab itu.
“Itu bukan jawaban..”
“Jawabannya ada, kok, Pak. Tapi, hanya orang-orang beriman yang dapat melihatnya.”

Setelah percakapan itu, bapak pengawas itu terus-terusan melihat ke arah mejaku. Entahlah, mungkin itu karena aku manis dan menggemaskan. Tapi, hal itu bikin aku kesal, aku jadi tidak bisa berkutik sama sekali. Sial. Aku pun sok-sok mencoret-coret kertas dan memencet-mencet kalkulator. Alhasil, kertas jawabanku dihiasi dengan arsiran-arsiran yang tidak ada seninya sama sekali, dan gambar yang tidak ada hubungannya dengan mata kuliah hitung-hitungan. Rima kreatifnya memang keterlaluan. Eh? Emang itu bisa disebut kreatif? :/

Waktu UAS 90 menit. Baru menit ke 30, seorang temanku ada yang menyerah. Ia meninggalkan kertas jawabannya di meja dan pamit keluar. Waktu pengawas mengambil kertas jawaban temanku itu, ternyata tidak ada isinya. Hanya beberapa kalimat saja. Ppffft.

Pikiran-pikiran hina pun bermunculan.
Apa aku kosongkan saja kertas jawaban ini, ya? Dan pergi keluar kayak Beben tadi?
Tapi, kalau aku kumpulkan kertas kosong begini, nanti dapet nilai apa, ya?
Kira-kira bakal ngulang tahun depan nggak?
Kalau ngulang, nanti lulusnya makin lama, dong?
Terus, kalau lulusnya makin lama, kapan aku menikahnya?

Pikiranku makin ngaco. Akhirnya aku memilih untuk tetap bertahan. Bertahan untuk menjawab soal. Saat itu aku berpikir, aku tidak boleh menyerah sebelum berperang. Aku harus berusaha terlebih dahulu. Setidaknya aku sudah berusaha dan mencoba menjawab soal sebisaku.

Hingga saat 10 menit lagi kertas jawaban harus dikumpulkan, sang bapak pengawas yang terhormat itu mengumumkan sesuatu yang mengejutkan.

“Bapak minta maaf, ini ada informasi baru, bahwa UAS Ekonometrika diperbolehkan membuka buku catatan…”

Belum selesai pengawas itu berbicara, aku dan teman-teman yang lain langsung ke depan mengambil catatan di tas masing-masing. Waktu yang mepet dan masih banyak yang belum terjawab, memaksaku untuk menulis dengan lebih cepat. Tulisanku yang jelek, makin terlihat jelek. Bersyukur masih bisa dibaca. Di tengah-tengah mengejar waktu, sang bapak pengawas yang terhormat itu berkata lagi dengan lantangnya.

“Yang mukanya lemes, sekarang pada seger lagi, ya..” Kami semua tertawa.
“Itu si enengnya semangat banget nulisnya. Lancar, ya.. Tadi, gambar-gambar apa di kertas?” Jelas sekali kalimat itu ditujukan padaku. Aku hanya meringis.

Wahai bapak pengawas yang terhormat… Sudah pernahkah anda disunat pakai gunting kuku?

Menyebalkan.

Waktu pun sudah habis, tetapi aku belum menjawab pertanyaan nomer 3 sampai selesai. Mau tidak mau, aku harus mengumpulkannya. Menyesakkan.

Aku pun keluar kelas dengan wajah ceria. Iya. Aku sudah janji dengan diriku sendiri; apa pun yang terjadi nggak boleh baper, nggak boleh emosi, karena nggak belajar dan nggak bisa mengerjakan soal itu pilihan aku.

Ya, begitulah sedikit cerita mengenai UAS-ku. Banyak cerita absurd lainnya tentang UAS, belum lagi yang aku harus bolak-balik memasuki tiap ruang kelas, karena aku tidak tahu ruang ujianku dimana. Entahlah. Aku juga bingung, pasti ada aja hal-hal aneh yang aku alami. Apakah ini sebuah kutukan? Ataukah ini yang dinamakan cinta? Teucing.

Bagaimana dengan UAS-mu? Pernah mengalami hal yang serupa? Atau punya pengalaman mengesankan lainnya mengenai UAS? Coba diingat-ingat lagi.. Kalau sudah ingat, cerita, yuk, di kolom komentar. :)

Ya udah. Sekian dulu, ya. Aku mau lanjut merangkum. Jam 8 pagi aku harus UAS lagi. HUWAAAAA~ Doakan aku, yaa. Semoga diberi kemudahan dan kelancaran. Aamiin!


BHAY~

You Might Also Like

13 komentar:

  1. ciyeee rima uas ciyeee.... harus pokus yak jangan leye-leye :p Semangat

    BalasHapus
  2. Kasihan sekali teman yang pergi meninggalkan ruangan dengan jawaban kosong. Dia tidak tahu kalau 10 menit terakhir ada babak bonus. Halah.

    BalasHapus
  3. “Bapak minta maaf, ini ada informasi baru, bahwa UAS Ekonometrika diperbolehkan membuka buku catatan…”
    sepertinya itu ada konspirasi secara masif? apalah?

    Pernah waktu UAS, aturan mainnya harus menjawab sesuai atau bahkan sama persis seperti di buku. Sistem hafalan gitu.
    Alhasil ini mematikan kreatifitas gue dalam mengarang asal jawaban. Dan terpaksa gue harus bermain kotor. :(

    BalasHapus
  4. ini UAS apa nyalin dari buku catatan -_-

    BalasHapus
  5. kutau rim gimana rasanya ekonometrika tuh, karena aku juga dulu dpt matkul itu...hiks
    klo abis ujian rasanya mang gajelas abis, mau nangis or ketawa berkat ekonometrika tuh hahhaa

    BalasHapus
  6. ngenes banget deh kalau ada pengawas yang lihatin mulu jadi engga konsen ngisinya juga

    BalasHapus
  7. semoga hasil UAS nya memuaskan :') gue belum uas ini.

    BalasHapus
  8. Keajaiban bisa dateng kapan aja ya, disaat nggak bisa jawab soal dan ada kesempatan walau sedikit. Btw, yang ngawasnya kenapa nggak bilang boleh liat buku. Hih...

    BalasHapus
  9. Aku belum UAS :( UASnya besok habis lebaran :(

    BalasHapus
  10. UAS open book dibilangnya close book. Giliran bilang open book waktunya udh hampir habis. Asli ini sih nyesek bgt.

    Semngat UAS Rima

    BalasHapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."