Ini Lebaran, Lebaran Ini

09.16 Rizka Ilma Amalia 5 Comments

 

Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.....
Laa  ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil hamd.

Suara takbir menggema ke seluruh sudut kota dan hati yang mendengarnya. Darahku berdesir cepat, sama seperti detak jantung ini. Ada haru dan sendu yang menyelimutiku secara bersamaan. Aku masih rindu Ramadhan. Aku belum menyambutnya dengan baik. Akankah aku berjumpa dengan Ramadhan tahun berikutnya?

Hari Raya Idulfitri. Lebaran, begitu kita menyebutnya. Adalah hari kemenangan bagi umat muslim. Sudahkah aku menang? Hah…

***

“Bangun, bangun! Dek, banguun. Ini lebaran, udah jam 6. Ayah udah siap, tuh,” Mas Andri mengomel. Ia lelah membangunkan kebo betina sepertiku.

Rutinitas lebaran yang selalu sama setiap tahunnya, kesiangan. Membuat keluarga ini gaduh. Ini harus diubah! Tahun depan tidak boleh ada lagi rutinitas seperti ini. Pfft.

“Bu, Rima pake baju apa?”
“Pake ini, nih..” kata Ibu sambil memberikan bajuku.

Baju terusan panjang berwarna merah muda. Aku baru melihatnya. Sepertinya baru. Lagi pula, kalau tidak baru pun tak masalah. Aku bukan lagi anak kecil yang mengharapkan baju baru di hari lebaran. Bagiku, pakai apa pun sama saja. Tak harus yang baru. Yang penting hatinya baru. AHAH!

Kami pergi ke tempat salat dengan motor. Aku yang baru bisa mengendarai motor, langsung disuruh membonceng Ibu. Aku dengan cepat menolak matang-matang. Aku tahu, Ibu orangnya panikan sama sepertiku. Aku takut kenapa-kenapa. Jadi, aku lebih milih membonceng Ayah. Ayah lebih banyak diamnya. Aku tidak tahu maksud diamnya. Mungkin saja Ayah memang cuek atau Ayah sedang membaca deretan ayat suci untuk melindungi kami.

Selesai salat, rutinitas selanjutnya yaitu sungkeman. Dimulai dari Mas Andri, kemudian aku. Biasanya Mas Rendra dulu yang pertama. Tapi, tahun ini Mas Rendra salat di tempat mertuanya. Sepi, sih. Ya udahlah, ya. Nanti juga dia ke rumah. Ayo, sungkeman! “Dimulai dari nol, yaa~”

Habis sungkeman, kami tidak langsung makan seperti biasanya. Lebaran ini kami langsung keliling ke rumah tetangga. Nggg… bukan keliling. Mungkin lebih tepatnya hanya ke depan rumah beberapa langkah. Lingkunganku sepi. Semuanya pada mudik. Gang ini yang masih ada kehidupannya adalah rumahku dan rumah tetangga depanku. Lingkunganku ini lebih cocok dibilang ‘tempat singgah’ daripada ‘tempat tinggal’.

Kunjungan pertama. Langsung ditawari makan ketupat. Makanan yang selalu ada di hari lebaran. Tidak enak jika menolaknya. Akhirnya kami sekeluarga makan di sana.
“Bu, kenyang duluan ini mah. Masakan Ibu nggak laku di rumah,” bisikku sembari menahan tawa.
“Nggak apa-apa. Nanti kan pasti laper lagi..” kata Ibu optimis. Aku tersenyum jahil. Asyik sekali menggoda Ibuku. Hahaha.

FYI aja, sih. Ibu dan Ayahku ini asli suku Jawa. Jawa Tengah tepatnya. Semua saudara ada di sana. Tapi, bukan berarti di Lampung tak ada saudara. Ada. Ada 2 keluarga yang sudah kami anggap seperti saudara kandung sendiri. Keluarga Nenek di Kedaton dan Nenek di Maja. Keduanya asli Lampung. Kalau sudah kumpul, mereka menggunakan bahasa Lampung. Aku merasa seperti di tengah-tengah arisan para alien. Tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Untungnya mereka memahami, kalau berbicara dengan kami memakai bahasa kalbu. Eh, bahasa Indonesia.

“Kak, ini punya kakak? Ada permainannya nggak?” kata Amanda, keponakanku yang baru masuk SD.
“Iya, punya kakak. Nggak ada permainannya. Kita foto aja, yuk?”

Amanda mengiyakan, kemudian dipanggilnya keponakan-keponakanku yang lain.
“Alkaa, Kak Geaa, Kak Lifaa, foto yuuuk!”
Simsalabim! Jadilah aku dikerumuni anak-anak kecil. Entah kenapa aku ini selalu didekati anak kecil. Bukan, aku cuma heran sama diri aku sendiri. Hehe. Aku, sih, sama sekali tidak keberatan. Itu karena aku suka anak kecil. \o/

Satu… Dua… Tiga… Cheerrssss!

Butiran debu, Lifa, Gea, Alka, Amanda.

Sama aja kayak yang di atas.
Tidak puas berfoto, aku mengajak bikin video. Sungguh di luar dugaan. Mereka sangat antusias, terutama Amanda. Dia paling aktif. Sayang, aku tidak bisa menampilkan videonya. Padahal di video mereka semua dengan fasihnya bernyanyi – berjoget ‘Goyang Dumang’ dan ‘Goyang 25’. Demi Allah, lagu Goyang 25 pun aku tidak tahu. Ini siapa yang salah? :(

Ramai sekali di Kedaton. Ramai karena ada anak kecilnya. Tapi, aku harus keliling lagi ke tempat Nenek di Maja.

Di Maja pun ramai. Namun, keadaannya masih dalam suasana duka. Baru beberapa hari sebelum lebaran ini Kakek meninggal. Innalillahi wainnailaihi rojiuun.. Sedih. Aku tidak punya Kakek lagi. Semoga Kakek mendapat tempat yang terbaik di sana. Aamiin..

“Bu, Mas Rendra BBM. Katanya udah sampe rumah.”

Kami pun berpamitan. Mengakhiri kegiatan berkeliling kami.

***

Ini lebaran. Sering dijadikan momen yang pas untuk berkumpul dengan sanak saudara dan teman-teman. Lebaran hari kedua aku mengisinya dengan bersilahturrahim ke rumah teman. Rutenya dimulai dari rumah aku. Rey dan Fahmi mengunjungiku. Kemudian kami ke rumah Sakinah, Tiwi, dan berakhir di rumah Amel. Senang sekali rasanya bisa bertemu sahabat sejak SMA. Halo, #fourMTM! Oh, Rey sama Fahmi mah hanya kang ojek saja. Hahaha. Bercanda, Bro! ._.v

Hasil dari keliling hari kedua; aku mendapat bahagia, rindu yang meluruh, dan kaos kaki gratis dari Amel.

“Saya bawa kaos kaki, loh, dari Bandung. Banyak. Mau nggak?” kata Amel.
“Mau-mauu!” kata kami rusuh.


Kemudian Amel masuk ke dalam, dan kembali dengan membawa setumpuk kaos kaki berwarna-warni. Masing-masing dari kami dipersilahkan memilih 2.

“Anggap aja ini THR dari saya,” kata Amel dengan ekspresi ciri khasnya. Cool.


Terima kasih, Amel! Mwah~

Salam kaos kaki.

#fourMTM 2015
Tiwi, Rima, Amel, Sakinah.

Laki 2 di belakang: Onta Arab alias Rey (kiri), Tamong alias Fahmi (kanan)


Sebelum pulang, iseng-iseng bikin video. Maaf kalau layar kalian penuh dengan wajah aku. -_-

A video posted by Rizka Ilma Amalia (@rizkaia) on

***

Ini lebaran yang aku lalui. Menurutmu biasa? Tak apa. :)
Bagiku lebaran ini tetap istimewa. Setidaknya aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Semoga berikutnya pun.

Lebaran ini selalu istimewa dan selalu aku tunggu. Lebaran ini yang membuat angka timbanganku meningkat. Kepada toa masjid, bedug, kue nastar, puteri salju, cokelat, brownies, kue lapis legit, opor ayam, ketupat, sirup Marijyan, dan teman-temannya.. Terima kasih. Sekarang pipiku semakin bulat. :3

Khusus untuk para pembaca sekaligus teman-teman bloggerku, aku mau mengucapkan, “Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin, ya.” :)



"Tulisan ini diikutsertakan dalam Best Article Blogger Energy."

You Might Also Like

5 komentar:

  1. Pas baca ini, mantep banget! Berasa lagi baca novel! Prolognya tntg lebaran, percakapannya jg.. Keren lah! Menarik banget;)

    Heboh banget ya emg kalo mau sholat ied.. Drmhku jg gtuu.. Terutama pda rebutan kamar mandi. Kalo udh jam 6 panik dah, heboh. Haha. Ini lagi jam 6 baru bangun.__. parahh paraah.. Untung blm keabisan sholatnya.. haha

    Lebarannya sbnernya hmpir sm sih, aku jg bgtu.. Pulang sholat ied, salaman sm ttangga, trs sungkeman sm kluarga deh.. Kirain itu mau keliling2 bneran keliling ksmuanya, eh dpn rmh doang toh._.wkakakak.. Klo aku gak kliling krmh ttangga, soalnya udh pda ktmu di mesjid. Huehee..

    ohiya, dipostingan ini gak ada kata "thr" ya? bhahaha..
    Lebih ke silaturahminya sih, tp keren! Seruuu! Itu jg bsa ngmpul breng temen2 gtu, aku klo lebaran malah gak prnah ktmu sm temen2._. Ngmpul sm sodara mlu biasanya..

    BalasHapus
  2. duh Rim fotonya seperti keluarga bahagia. Ayahnya mana? yg fotoin ya? *loh

    ciye dapat thr kaus kaki baru, minta satu ._.

    Mohon maaf lahir dan batin jg kakak Rima ~ :D

    BalasHapus
  3. Waaah keliatan ya aura bahagia nya :). Tulisannya bener-bener bikin aku terbawa suasana. Keren deh ..
    Yaah, videonya gak bisa ditampilkan ya Rim. Penasaran liat ponakan kamu joget2 :D lucu pasti.

    Minal aidzin walfaidzin juga Rima :)
    Kue nastarnya jangan dihabiskan ya.

    BalasHapus
  4. Amel mukanya gak berubah ya dari foto postingan lu yang dulu itu *kok salah fokus*

    BalasHapus
  5. Inalillahi wainaillaihi rojiun.

    Turut berduka cita. :)
    Hmm, MTM: Makhluk Tukang Molor itu, ya?

    AYO GOYANG JIGO~


    Mohon maaf komennya nggak bener. Selamat Idulfitri. :)

    BalasHapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."