Buka Mata

17.31 Rizka Ilma Amalia 18 Comments


Buka Mata merupakan salah satu komunitas yang ada di Banten.
Komunitas apa itu?
Apakah tempat perkumpulan muda-mudi Banten yang ingin belajar debus?
Yaa, Banten memang terkenal dengan begituannya. Bahkan, ada yang baru dengar kata ‘Banten’ saja, dia langsung sawan, takut. Tapi bukan. Buka Mata bukan jenis komunitas yang seperti itu. Mendekatlah, Nak. Rapatkan matamu pada layar. Biar kuberi tahu. Mau kuberi tempe, tapi sudah habis dimakan Caca. Ha.
Siapa Caca?
Oke, lain kali aku ceritakan soal Caca. Tapi, sekarang aku bahas Buka Mata dulu, ya. Sepakat?

Jadi, Buka Mata merupakan salah satu komunitas yang ada di Banten yang bergerak di bidang sosial. Buka Mata didirikan pada tahun 2014. Sempat vakum, dan baru diresmikan tahun 2015. Aku lupa bulan apa, apalagi sama tanggalnya. Hahaha. Soalnya aku juga baru gabung. :p
Yang aku ingat, pendirinya adalah Kak Akbar dan teman-temannya.

Kamu kepo nggak sama kegiatannya? Apa saja yang dilakukan sama Buka Mata? Hmm… aku nggak mau tauu, pokoknya kamu harus kepo! Kalo nggak kepo, ya udah, close tab aja. :p

Loh? Kok, nggak close tab? Ciyeee, kepooo. Mhahaha~ X)))

Terserah kamu aja, Rim.

Oke. Lanjut.

Kegiatan Buka Mata, ya.
Kegiatan Buka Mata dinamakan Social Project. Social Project sendiri punya 3 divisi. Ada EduProject, StreetProject, dan VillageProject.

Pertama, ada EduProject. Tugasnya yaitu melakukan kegiatan pengajaran atau memberi edukasi kepada anak-anak yang membutuhkan. Untuk saat ini kegiatan pengajaran ada di desa Cikerut. Nggak ada pelajaran khusus seperti yang sudah terjadwal di sekolah-sekolah. Ini bebas saja. Bisa belajar membaca, menulis, menggambar, membuat prakarya, membantu mengerjakan PR sekolah yang kurang dipahami, ya, apa saja, intinya hal-hal yang positif. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari Sabtu atau Minggu. Berlangsung dari jam 10 pagi sampai siang (jam berapa aja boleh).

Kedua, ada StreetProject atau biasa disebut juga SweepStreet (SS). Kegiatannya yaitu berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan. Buka Mata biasa menjalankan kegiatan ini setiap malam Minggu, keliling setiap jalan yang ada di Banten, khususnya Cilegon. Untuk lebih jelasnya gimana, aku juga belum tahu. Hehe. Tapi, aku sempat diceritakan oleh Aul (Aulia, teman blogger aku dari Cilegon – dia yang mempromosikan Buka Mata padaku, dan aku tertarik untuk bergabung). Aul bercerita tentang kegiatan yang satu ini. Katanya, mereka tidak hanya membagikan makanan untuk pemulung, pengemis, anak jalanan, tapi juga untuk ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan). Mereka lebih sering menyebutnya OMG (Orang Mungkin Gila), katanya biar nggak kepanjangan. Oh, ya. Di sini mereka membuat peraturan: dilarang menyebut kata ‘orang gila’. Kalo ada yang melanggar, denda lima ribu. Suatu keuntungan untuk Bundahara (sebutan untuk Aul, sebagai Bendahara Buka Mata). Mereka nggak sekadar ngasih makanan ke OMG, kemudian pergi. Nggak. Mereka (teman-teman Buka Mata) juga mengajak ngobrol OMG. Terkadang mereka sampai dikejar oleh OMG. Hihi. Kayaknya asyik. Lain kali aku harus ikut! Kamu juga, yuk?! :D #MemanusiakanManusia

Ketiga, VillageProject atau divisi bangun desa. Tugasnya adalah untuk mengupayakan agar desa tersebut bisa berkembang dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap segala bidang. Terutama bidang pendidikan dan kesehatan. Contoh kegiatan VillageProject: membangun taman baca, pembangunan MCK, dan penyuluhan kesehatan.

Mengenai dana. Untuk mendukung kegiatan tersebut di atas, juga untuk beasiswa sekolah, Buka Mata mendapatkan sumber dana dari: mengamen, usaha, menerima sumbangan dari orang-orang yang ingin memberi sebagian rezekinya, dan sebagainya.

Sekarang aku mau cerita tentang pertemuan pertama aku dengan Buka Mata. Baru pertemuan pertama saja sudah bikin aku jatuh cinta. Ciye banget dah.

***

Tepat di hari Minggu, 6 September 2015.

Aku sudah menanti-nanti hari ini, dan syukurlah… akhirnya terwujud juga. Aku yang sudah diracuni Aul, kusebarkan lagi racun itu ke Hanum dan Happy. Teman kuliah aku. Btw, itu namanya beneran Happy. Nama panjangnya Happy Anniversary Qaqaaa.
Yakaliii.
Aku bohong, kok.
Namanya: Happy Muslimah. (WOOOO HAPPY DIPROMOSIIN SAMA AKU! BAYAAR, HEP! BAYAAAR!)

Singkat cerita. Aku, Hanum, dan Happy berangkat ke Cilegon hari itu dalam keadaan sangat terlambat. Kukira kamu nggak butuh alasan mengapa kami terlambat, bukan?

Karena ini yang pertama kalinya dan kami belum tahu di mana itu desa Cikerut, Aul pun menjemput dan mengantar kami ke sana.

Sekitar beberapa menit, kami sampai.

Kesan pertama saat masuk ke desa Cikerut: “Waah, banyak bata sama gentengnya, ya.”
Yang kemudian kuketahui, memang di sanalah tempat pembuatan bata dan genteng. Juga dijadikan sebagai mata pencaharian mereka.

Aku turun dari motor dan menghampiri calon teman-teman baru dengan wajah malu-maluin.

“Eh, kenalin, dong! Ini ada kakak-kakak baru yang cantik-cantik,” teriak Aul.
“Haloo…”  kataku sambil mesam-mesem dan salaman dengan anggota Buka Mata yang lain. Sepertinya mereka lebih tua dari aku. Anggap saja iya. Huaha.

Sebagian dari adek-adek kecil dan adek-adek besar ada yang balas menyapa, ada yang tetap fokus pada sesuatu yang mereka kerjakan (saat itu sedang membuat prakarya: roket dari botol plastik bekas), dan ada juga yang hanya bengong membiarkan ingusnya mengalir pelan di hidung.

Aku, Hanum, dan Happy sempat kebingungan harus melakukan apa. Tapi, akhirnya bisa menyesuaikan. PDKT dengan adek-adek gemes. Ya ampun, mereka lucu-lucuuuu. Oke. Mungkin ini efek dari aku yang anak bungsu. Haus akan tatapan polos dari seorang adik.
Oiya, di sana namanya bisa berubah, loh. Aulia dipanggilnya Kak Aya. Rima dipanggilnya Kak Delima.
DELIMA….
Sungguh sangat tidak cocok sekali. Terlalu manis untukku. Semoga kamu tidak tertawa.

Saat itu sedang dibentuk kelompok-kelompok untuk membuat roket. Kelompok yang lain sudah selesai. Sedangkan aku, Aul, Hanum, dan Happy, baru saja membentuk kelompok – yang hanya terdiri dari 2 orang adek gemes. Anggap saja namanya Mawar dan Melati. Mawar yang memanggilku ‘Kak Delima’.

“Kok, lama banget, sih, Kak? Tuh, yang lain udah pada nerbangin roketnya,” kata Mawar sambil menulis – entah menulis apa di papan tulis. Dan kulirik Melati sedang melakukan hal yang sama.
“Ahahaha. Iya, ini, lagi dibikin. Kita bikin roket yang beda dari yang lain” jawab Aul.
“Iya, tenang aja, kita bakal bikin roket yang keren!” kata aku menimpali. “Eh, emang… mau dibikin kayak gimana, Ul?” tanyaku setengah berbisik.
“Nggg… kita kasih rumbai-rumbai aja. Hihihihi.”
“Oh, gitu? Oke. Hihihihi.”

Akhirnya roket – atau yang lebih cocok dibilang pesawat – itu sudah jadi dan diberi nama: Pesawat Cibi-Cibi. Warbyasah.

Itu dia Pesawat Cibi-Cibi!
Rumbai-rumbainya warna kuning dan banyak tambalannya.

Roket yang lain sudah pada diterbangkan oleh pilotnya masing-masing dari tiap kelompok. Kini giliran ‘Pesawat Cibi-Cibi’ meluncur. Mawar dan Melati, tidak ada yang mau jadi pilotnya. Sepertinya mereka malu dengan tampilan pesawat yang aku dan Aul anggap keren itu. Ha ha ha.

Cara meluncurkannya mudah. Buka tutup botol yang dijadikan ujung bawah roket. Isi sedikit air, dan pasangkan pada pipa yang sudah dibentuk sebagai alat meluncurkannya. Agar si roket ini dapat meluncur, perlu adanya sebuah tekanan atau dorongan. Dorongan ini didapat dari pompa sepeda yang sudah terhubung dengan pipa peluncur roket. Setelah semuanya terpasang, sang pilot membuat tekanan dari pompa sepeda. Tunggu beberapa saat, dan… WUUUZZZZ!! Roket pun terbang. Semuanya berhasil terbang, kecuali ‘Pesawat Cibi-Cibi’. Kusedih. :(
Itu tidak bisa terbang, bukan karena ada rumbai-rumbainya. Namun, karena ujung botolnya terlalu kecil. Kami salah memilih botol. :(

“Yaah, masa nggak bisa? Pokoknya harus terbang. Bikinnya lama, tuh…” sahut Aul sedih.
Yang lain hanya menertawakannya. Aku juga ikut menertawakan. Eh, itu, kan, pesawat aku juga, ya? Hahahaha.

Akhirnya, demi membuat rengekan Aul berhenti, mereka memotong ujung botol itu. Berharap akan cukup memasuki pipa, tapi ternyata tidak.

“Hahahaha. Udah dibedah, nggak bisa terbang pula. Hahahaha. Udah, lelepin aja ke air, Ul. Jadi kapal selam,” kataku. Ah, aku tak bisa berhenti tertawa. Menertawakan pesawat sendiri. Hahaha.

Yaa, begitulah. Setelah itu, kami semua kembali ke tempat belajar yang terletak di bawah pohon seri. Sejuk. Seperti kebiasaan mereka, setelah belajar akan dibagikan hadiah. Untuk yang roketnya paling keren, paling jelek, paling jauh dan paling dekat saat meluncur, berhak mendapatkan hadiah. Namun, pada akhirnya semua mendapat hadiah. Merata. Kategori tadi hanya dijadikan ‘pemanis’ saja. Aku bahagia melihat mereka semua tersenyum. :)

Kemudian, kelas selesai dan mereka berpamitan pulang.

Hari itu merupakan hari yang sangat-sangat berkesan untukku. Berhubung aku belum berpenghasilan, jadi aku hanya menyumbang tenaga. Setidaknya, di hari itu aku merasa bisa berguna untuk orang lain. Hidup aku nggak sia-sia. Aku jadi punya tujuan baru. Yaa, aku sudah terlalu banyak menyusahkan orang. Aku tidak ingin menambahnya terlalu banyak lagi. Terima kasih Buka Mata. Terima kasih desa Cikerut. ^^

Ini ada beberapa hasil dari dokumentasiku.

Tulisan tangan adek-adek anak jalanan.
Lebih bagus daripada tulisan tanganku.

Kata-katanya polos, tapi tulus.

"Membaca itu bikin kita sukses. Kalau ingin sukses, bacalah sekuat otakmu." - Hilma

Asli hasil tulisan adek-adek di kelas Buka Mata. Baca, deh. Tulisannya sederhana. Namun, ketika membacanya, kamu akan terenyuh. Seperti ada suatu harapan yang besar dan harus digali di sana, di dalam diri mereka. Mereka dan anak-anak jalanan yang lain berhak untuk bersekolah hingga ke jenjang tertinggi. Ya, kita dan mereka, sama. Sama-sama punya impian yang ingin diwujudkan. Ayo dukung kami bantu mereka! #AnakBantenHarusSekolah

Pompa terus~ Semangaaat!

Ini saat mereka meluncurkan roketnya. Oh, kenalkan! Itu dia pilotnya; yang memakai topi SMP berwarna biru. Dia semangat sekali memompanya. Semua roket dia yang menerbangkan. Hihi. :D

Pucuk! Pucuk! Pucuk!

Kapan terakhir kali kamu memanjat pohon sambil tertawa ceria? Anak-anak zaman sekarang sudah jarang yang begini, ya. Mereka memanjat dan memetikkan buah seri untuk kakak-kakak Buka Mata. Ah, baik sekali. Terima kasih! Kumakan, yaaa.

(Dari kiri: Hanum, Kak Pei, Kak Akbar, Kak Sigit, Kak Galang, Aulia)

Sebelum pulang, rapat dulu. Ini rapat untuk anggota, tapi volunteer seperti aku juga boleh ikutan. Rapatnya membahas tentang tugas dari divisi VillageProject: pembangunan saung belajar dan taman baca di desa Cikerut, Kota Cilegon. Ini untuk memaksimalkan pengajaran. Buka Mata butuh banget support dari teman-teman semua. Bagi yang punya buku bekas, baju bekas, boleh banget disumbangin. Kalau mau donasi uang juga boleh. Sumbang tenaga juga boleh, atau apa saja deh yang bermanfaat. :)

Untuk donasi bisa transfer ke nomer rekening : 0346883276 (BNI a.n Aulia Rachmayanti)

Info lengkap, bisa follow:
IG: BukaMata_org
Twitter: @Banten_BukaMata

Atau personal chat:
Line: auliarynt
SMS/WA: 089689155277

Ayo ikut berpartisipasi! Mohon bantu sebarkan juga. Ditunggu, ya, teman-teman.


Terima kasih!
Sekian. ^^

You Might Also Like

18 komentar:

  1. Komunitas penggerak sosial nih, harus tetep semangat ngajarin yah anak jalanan. mereka juga punya hak untuk belajar. Ajarin dong buatin pesawat kayak gitu *lupa umur*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Semangaaat!
      Sini, Kak. Kuajari..., tapi bayar gocap, ya.

      Hapus
    2. walah kagak punya uang nih
      ajarin aja terus kita barengan jualan di pinggir jalan :D

      Hapus
  2. Rima emang mahasiswi absurd yang positif yak. Umur masih muda tapi udh byk komunitas yang dijabanin. bener ga :p ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal aku nggak ngapa-ngapain, kenapa bisa positif, ya? :(
      Hehehe. Kalo umur masih mudanya, sih, bener banget. :p

      Hapus
  3. widih.. gaul juga komunitas sosial nya. kalau banten emang familiarnya sama debus dih yak...
    hmm, berarti.. umur komunitasnya belum lama-lama amat yak. termasuk baru. masuk komunitas yang positif itu emang menambah kegaulan seorang anak muda. belum bisa bantu banyak, tapi.. bantu doang deh. semoga project cilegonnya sukses yak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyak. Serem, kan... :(
      Yap. Masih balitaaa. :D
      Oh, ya? Wkwkwk. Tapi nggak pengin gaul juga, sih. Penginnya digauli. *HAH?!*

      AAMIIN! Terima kasihh. :D

      Hapus
  4. Wiih lanjutkan, Rim. Gue ikut nyumbang doa aja, deh. :))

    BalasHapus
  5. Mantep. Komunitas yang bermanfaat untuk orang lain. :))
    Hm... nama temen lu boleh juga. Happy. Semoga dia selalu bahagia. Eaaakkkk.

    BalasHapus
  6. Senang bacanya :) Terenyuh juga pas liat tulisan anak - anak itu T,T
    Kak Delima disini juga ga kalah hebat, terutama pesawatnya yang ga mau terbang, dan lebih baik ga bisa terbang daripada terbang tapi lost kontak hingga penumpangnya hilang semua. Disitulah terdapat pesan moral yang tersembunyi :D
    Ditunggu post selanjutnya kegiatan mulia Buka Mata.
    Aku juga nyumbang doa Rim, semoga segalanya lancar dan tujuannya tercapai, Amin :)

    BalasHapus
  7. Pesawat CIbi-Cibi ya ampun rima. Eh Delima. Eh Belia. Eh siapa tadi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Elsa, Kaaaak.
      Princess Elsaaaaaa. Aha. Aha. Ahaaaa~ *elus dada* -__-

      Hapus
  8. Wih keren Rim, ikutan komunitas sosial kaya gini
    Selain membantu sesama bisa dapat paha juga :D

    BalasHapus
  9. Widih, mulia sekali kegiatan komunitas ini. Kalo banyak orang mau tergabung dalam gerakan kayak gini, pasti lingkungan jadi lebih baik deh..

    BalasHapus
  10. Wah rim, jujur aja aku malah baru tahu tentang komunitas buka mata

    BalasHapus

Sudah selesai membaca? Terima kasih! :)
Komentar, yuk!
Sesungguhnya, sedikit komentar dari kalian akan berpengaruh besar untukku.

Rima bersabda:
"Barang siapa yang memberikan komentarnya dengan tulus dan ikhlas, maka akan dilipatgandakan jumlah viewers blognya."