Satu Jam Lagi...
Cinta. Banyak orang yang
jatuh karenanya. Ia dapat memberimu kecewa dan bahagia dalam waktu yang
bersamaan. Lucu. Tak ada yang dapat menalarnya dengan logika. Jika ada yang
berani mencobanya, pasti bisa gila.
Jatuh cinta. Seperti rintik yang
perlahan turun ke permukaan. Tak peduli bagaimana dan di mana ia jatuh. Begitu
saja. Rintik menjatuhkan dirinya tanpa melihat pada apa ia jatuh. Karena setiap rintik memiliki caranya tersendiri untuk jatuh.
Bagaimana menurutmu? Haruskah
mata bertemu, baru merasakan cinta?
Menurutku tidak. Kamu bisa
jatuh cinta melalui kata. Berbagi cerita, suka dan duka. Hingga pemilik sepasang mata yang belum pernah bertemu tersebut merasakan yang
namanya jatuh cinta.
Pernah saling melarang.
Menjaga hati agar tidak jatuh. Namun, semakin dilarang,
hati ini semakin jatuh. Jauh. Dulu itu yang kita takuti, justru sekarang kita
nikmati.
Ribuan huruf terketik, membentuk cerita yang menggelitik. Terkadang
membuatku tertawa, atau malah diam tak berkutik. Dia seperti titik, menghentikan
setiap kata berlebihan yang kuketik.
Aku yang
gila ini, semakin gila. Hanya mendengar tawanya pun rasa penatku bisa sirna.
Aku rasa aku memang semakin gila. Bagaimana bisa merasakan rindu jika belum
temu? Bisa. Aku rindu pada kata dan suara miliknya. Seperti ada yang
mendorong-dorong di dalam hati untuk segera bersua. Begitu kuatnya keinginan
itu hingga terbawa tidur, kemudian mimpi yang menggambarkannya.
Gambaran
itu seperti nyata. Menatap senyum, mendengar tawa. Semuanya terasa begitu
benar, namun hanya mimpi belaka. Hingga pada saat jemari yang menggenggam
hangat itu menyadarkanku. Ini nyata. Sayang, hanya sementara. Bolehkah aku merasakan
semuanya lebih lama?
Salah satu
hal yang selalu orang harapkan ketika menjalin sebuah hubungan, dapat menjadi
diri sendiri ketika di hadapan orang yang disayang. Itu yang aku dapatkan. Tak
perlu aku menjadi orang lain untuk membuatnya bahagia. Tak perlu aku berpura-pura
untuk membuatnya tertawa.
Aku penggemar
tawanya. Sesekali kami menertawakan sikapku, sikapnya, kemudian tawa itu pecah.
Caranya menertawakan hidup membuatku terkesan. Teruslah tertawa bersamaku,
jangan pernah bosan.
Bosan?
Mungkinkah? Ah, ya, sikapku yang kekanakan ini mungkin akan membuatnya bosan.
Tapi, tidak untukku. Berbicara banyak di depannya begitu menyenangkan, meskipun
ia hanya menanggapinya lewat senyum atau pun tawa, tanpa menoleh padaku.
Membuatku semakin ingin menggodanya. Jika aku sudah berlebihan, ia akan menoleh
padaku. Membuat mata kami bertemu. Linu. Seperti ada kupu-kupu yang menari-nari
di dalam perutku. Ah, matanya itu… Membuatku tergugu, menghilangkan ragu.
Kemudian menunduk, menyembunyikan malu. Curang.
Bahagia.
Seperti inikah rasanya? Aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata..
“Satu jam lagi,” katanya.
Waktu memang
pemakan segala. Kebersamaan kami direnggutnya, kecuali bahagia. Ada yang
meronta-ronta di dalam hati. Aku ingin bersamanya lebih lama lagi.
Tak banyak
kata yang ia ucapkan. Tak seperti yang kuharapkan. Aku tak ingin pulang. Namun,
aku harus kembali pada jarak yang mempertemukan kami. Jarak yang mempersatukan
kami. Namun, jarak pula yang memisahkan kami. Pisah? Ah, hanya tubuh yang
terpisah, tapi perasaan kami tetap menyatu.
Aku menatap
kepergiannya. Terpaku. Berharap ini tak pernah berlalu. Bolehkah aku tetap
menunggu?
Rindu mulai
kemari. Punggungnya tak terlihat lagi. Berusaha menguatkan hati. Kemudian
menjaganya, agar tidak ada yang tersakiti. Aku tahu dia akan tetap pergi. Namun
pergi untuk kembali.
Aku yakin,
aku dan dia akan kembali pada temu. Tak perlu ragu. Rindu itu, tak selamanya
sendu. Nikmati saja rindu bersama waktu. Ingat selalu rasa ketika bertemu.
Sampai jumpa di lain waktu. Menunggu, aku selalu.
Kepadamu, jangan rindukan aku.
Dariku, perindu yang tangguh.
Oh, wahai engkau Rima. Begitu beratnya tulisan ini kubaca, apakah karena gur aja yang ga paham sama cinta. Entahlah. Hahahaa. Jadi kalau habis post foto di IG sama someone itu terus bikin postingan ini, ya? Ciyeeee. :D
BalasHapusHahaha. Kak Mahfud lebaaaaay. XD
HapusEmang udah nggak LDR-an lagi, Kak? Masa iya nggak paham sama cinta... Sama dong. ._.
Sialan~ Nggak gitu juga kaliii. :))
Ciyeeee juga ah~ :D
Cinta itu apa, sih? Aku nggak ngerti. :/
BalasHapusCinta adalah misteri dalam hidupku~ Yang tak pernah ku tahu akhirnya~ *malah nyanyi* Sawer, Bang~~ :/
HapusKalo cuma sekejap gitu meneurutku bukan cinta, tapi suka. Cinta itu butuh proses kak.. Butuh waktu juga
BalasHapusNgomong-ngomong cinta itu siapa sih?
Ya, setiap orang punya pendapat masing-masing mengenai itu. Aku pun setuju. :)
HapusTapi, siapa yang tahu tentang hati? Haha.
Cinta itu anaknya Uya Kuya, Bro.
Ya, setiap orang punya pendapat masing-masing mengenai itu. Aku pun setuju. :)
HapusTapi, siapa yang tahu tentang hati? Haha.
Cinta itu anaknya Uya Kuya, Bro.
sempet terdiam beberapa menit ketika selesai membaca tulisan tentang cinta ini,dan bingung mau berkomentar tentang apa.
BalasHapuskarena gara-gara cinta, yang selama ini membuat gue bisu,hampa serta gila dibuatnya.
Asik. Serius-serius amat bacanya. Hahaha. Selow~ :))
HapusTerima kasih, yaa! :D
Ini ceritanya nulis ini sebelum kepergiaanya ya? LDR dong?
BalasHapusOwh aku baru tahu kamu gila dan semakin menggila hahahaha (peace)
Nggg.. Nggak juga sih. Iya, LDR. Hehehe.
HapusEh,LDR itu apa, ya? :/
Haha. Haha. Ha! Minta dihajaaaar. :'D
menatap senyum, mendengar tawa. cinta memang nyata.
BalasHapushmm, perindu yang tangguh. keren juga istilahnya..
Iya. Meskipun jauh, cinta itu pasti terasa.
HapusKeren dong.. Kayak penulisnya. Keren badai. Wakaka. Silahkan muntah.. -_-
Benar adanya, kalo menganalogikan cinta, bisa gila masuk krangkeng beneran.
BalasHapusSungguh tampak berbunga-bunga lu, rim. Hasil rasa yang pekat dari kerinduan bersama sang kekasih yang menjatuhkan hujan tanpa ragu. :D
Keren kata2nya rim. Pangeran gak bisa ikutan gila. Karenaa....
Dariku perindu yang tangguh.
Hahaha. Iya, Pangeran. Tapi, krangkeng itu apa, ya? :/
HapusKelihatan banget, ya, Pangeran? Duh. Jadi maluuuu. >.< Hahaha.
Merindu itu asik kok. :')
Makasih Pangeran. :)
Hahaha. Karena apa? Kok gak dilanjutin? Wakakak. :p
Untukmu perindu yang teduh.
Jadi Rindu juga setelah baca ceritanya, rindu ma tokohnya atau penulisna yach, ehh :D
BalasHapusNumpang promosi ya Rima :) http://cerpen-case.blogspot.com iseng2 bikin blog baru,siapa tau berkenan untuk berkunjung :)
Hahaha. Hati-hati, jangan rindu sama penulisnya, ya. Repot ntar. :))
HapusOkee. Bayarnya nanti bisa di kasir sebelah kanan, ya..
Insya Allah nanti mampir. :)
Waktu menulis ini, posisinya sedang ngapain Rim? Tapi semoga baik- baik aja, deh. :p
BalasHapusKata demi kata telah terurai dengan begitu indah. Sungguh tulisan yang membuat manusia galau seketika menitikkan air mata. Ah... cukup ah. Ga bakat. Huehe. Setiap definis akan cinta terlihat ga ada habisnya ya. Makanya.... cinta itu luas banget.
Oiya, ketika melihat seseorang pada pandangan pertama. Bukan karena cantik, atau yang lain, hati dengan mudahnya langsung tersentuh. Itu merupakan cinta atau bukan Rim?
Sebenernya aku nulis ini sambil keramas. Iya, itu skill aku. Keren, ya? Hahaha. Karena kamar mandi adalah sumber inspirasi. Halah. Hahaha. Aku baik-baik saja kok, Kak. Rima kan perempuan strong. :p
HapusHahaha. Jangan bilang Kak Mamat nangis? Galau banget itu kalimat singkatnya. :p
Yailaah. Si Kak Mamat sok-sokan merendah nih. Pake bilang gak bakat segala. Padahal mah masternya. :D
Yap. Luas banget kayak jidatnya Fir'aun. :D
Menurut aku itu cinta. Cinta pada pandangan pertama, mungkin. Karena cinta itu nggak memandang segalanya, tapi segalanya dipandang. #ApaIniRim -___-
"Nikmati saja rindu bersama waktu. Ingat selalu rasa ketika bertemu. Sampai jumpa di lain waktu. Menunggu, aku selalu."
BalasHapuswuih, itu kata-katanya dalem banget ya kakak. Brasa rindu berat tuh kayaknya :p
salam kenal ya ;)
Oh, ya? Lebih dalam mana sama sumur Pak RT? :')
HapusYaah. Ketahuan deh. Jadi maluuu. Hahaha. XD
Salam kenal juga. Makasih udah bacaa. :)
Ini ceritanya LDR ya ?
BalasHapusAku aja yang deket sama someone spesial malah kelihatan jauh gitu. Sering bertemu tapi jarang bersama. Jadi saat aku bareng dia itu jadi moment yang sangat spesial, dan memang benar, waktu pemakan segalanya, ingin rasanya lebih lama 24 jam bersamanya :') #Eaaaa
Itu buat Kak Rima sendiri bukan ? Kalo iya, sabar ya Kak. Kalau ketemu sama orangnya segera luapkan semua perasaan rindumu kepadanya :D
Iya, LDR. Hehe.
HapusLah, kok bisa? Hahaha. Sering bertemu, tapi jarang bersama. Itu maksudnya gimana, ya? ._.
Eeaaak. Asik ya. Kelak ada saatnya mata kamu terbangun dari tidur, kemudian disambut dengan senyum hangat dari seseorang yang spesial. :')
Ngg.. Bisa jadi. Hahaha. Iyaa. Pasti. Kamu juga, yaa. :D
Kita ini satu sekolah tapi beda kelas kak Rim, terus kita itu sering ketemu tapi jarang ada waktu buat ngobrol bareng di sekolah, kalo ketemu di sekolah paling cuma saling nyapa, terus kalo malem minggu aja nggak pernah keluar bareng, ya karena masih pada sibuk sendiri dan jarak rumahku yang jauh ke rumah dia. Jadi kita itu sering ketemu tapi jarang bersama :D *malah curhat
Hapuspilihan katanya mantap banget kaka,,hehe istilahnya bagus kak "perindu yang tangguh"
BalasHapusTerima kasih.. Hehe. :)
BalasHapusAh.. Langsung rindu pacar :'D
BalasHapusTelepooon Kak Beby~ Hahahaa
Hapus