Buka Mata
Buka Mata merupakan salah satu komunitas yang ada di
Banten.
Komunitas apa itu?
Apakah tempat perkumpulan
muda-mudi Banten yang ingin belajar debus?
Yaa, Banten memang terkenal dengan begituannya. Bahkan, ada
yang baru dengar kata ‘Banten’ saja, dia langsung sawan, takut. Tapi bukan.
Buka Mata bukan jenis komunitas yang seperti itu. Mendekatlah, Nak. Rapatkan
matamu pada layar. Biar kuberi tahu. Mau kuberi tempe, tapi sudah habis dimakan
Caca. Ha.
Siapa Caca?
Oke, lain kali aku ceritakan soal Caca. Tapi, sekarang aku
bahas Buka Mata dulu, ya. Sepakat?
Jadi, Buka Mata merupakan salah satu komunitas yang ada di
Banten yang bergerak di bidang sosial. Buka Mata didirikan pada tahun 2014.
Sempat vakum, dan baru diresmikan tahun 2015. Aku lupa bulan apa, apalagi sama
tanggalnya. Hahaha. Soalnya aku juga baru gabung. :p
Yang aku ingat, pendirinya adalah Kak Akbar dan
teman-temannya.
Kamu kepo nggak sama kegiatannya? Apa saja yang dilakukan
sama Buka Mata? Hmm… aku nggak mau tauu, pokoknya kamu harus kepo! Kalo nggak
kepo, ya udah, close tab aja. :p
Loh? Kok, nggak close tab? Ciyeee, kepooo. Mhahaha~ X)))
Terserah kamu aja, Rim.
Oke. Lanjut.
Kegiatan Buka Mata, ya.
Kegiatan Buka Mata dinamakan Social Project. Social Project sendiri punya 3 divisi. Ada EduProject,
StreetProject, dan VillageProject.
Pertama, ada EduProject. Tugasnya yaitu melakukan kegiatan
pengajaran atau memberi edukasi kepada anak-anak yang membutuhkan. Untuk saat
ini kegiatan pengajaran ada di desa Cikerut. Nggak ada pelajaran khusus seperti
yang sudah terjadwal di sekolah-sekolah. Ini bebas saja. Bisa belajar membaca,
menulis, menggambar, membuat prakarya, membantu mengerjakan PR sekolah yang
kurang dipahami, ya, apa saja, intinya hal-hal yang positif. Kegiatan ini rutin
dilakukan setiap hari Sabtu atau Minggu. Berlangsung dari jam 10 pagi sampai
siang (jam berapa aja boleh).
Kedua, ada StreetProject atau biasa disebut juga SweepStreet
(SS). Kegiatannya yaitu berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan. Buka
Mata biasa menjalankan kegiatan ini setiap malam Minggu, keliling setiap jalan
yang ada di Banten, khususnya Cilegon. Untuk lebih jelasnya gimana, aku juga
belum tahu. Hehe. Tapi, aku sempat diceritakan oleh Aul (Aulia, teman blogger
aku dari Cilegon – dia yang mempromosikan Buka Mata padaku, dan aku tertarik
untuk bergabung). Aul bercerita tentang kegiatan yang satu ini. Katanya, mereka
tidak hanya membagikan makanan untuk pemulung, pengemis, anak jalanan, tapi
juga untuk ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan). Mereka lebih sering
menyebutnya OMG (Orang Mungkin Gila), katanya biar nggak kepanjangan. Oh, ya.
Di sini mereka membuat peraturan: dilarang menyebut kata ‘orang gila’. Kalo ada
yang melanggar, denda lima ribu. Suatu keuntungan untuk Bundahara (sebutan
untuk Aul, sebagai Bendahara Buka Mata). Mereka nggak sekadar ngasih makanan ke
OMG, kemudian pergi. Nggak. Mereka (teman-teman Buka Mata) juga mengajak
ngobrol OMG. Terkadang mereka sampai dikejar oleh OMG. Hihi. Kayaknya asyik. Lain
kali aku harus ikut! Kamu juga, yuk?! :D #MemanusiakanManusia
Ketiga, VillageProject atau divisi bangun desa. Tugasnya adalah
untuk mengupayakan agar desa tersebut bisa berkembang dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap segala bidang. Terutama bidang pendidikan dan
kesehatan. Contoh kegiatan VillageProject: membangun taman baca, pembangunan
MCK, dan penyuluhan kesehatan.
Mengenai dana. Untuk mendukung kegiatan tersebut di atas,
juga untuk beasiswa sekolah, Buka Mata mendapatkan sumber dana dari: mengamen, usaha,
menerima sumbangan dari orang-orang yang ingin memberi sebagian rezekinya, dan
sebagainya.
Sekarang aku mau cerita tentang pertemuan pertama aku dengan
Buka Mata. Baru pertemuan pertama saja sudah bikin aku jatuh cinta. Ciye banget
dah.
***
Tepat di hari Minggu, 6 September 2015.
Aku sudah menanti-nanti hari ini, dan syukurlah… akhirnya terwujud
juga. Aku yang sudah diracuni Aul, kusebarkan lagi racun itu ke Hanum dan
Happy. Teman kuliah aku. Btw, itu namanya beneran Happy. Nama panjangnya Happy
Anniversary Qaqaaa.
Yakaliii.
Aku bohong, kok.
Namanya: Happy Muslimah. (WOOOO HAPPY DIPROMOSIIN SAMA AKU!
BAYAAR, HEP! BAYAAAR!)
Singkat cerita. Aku, Hanum, dan Happy berangkat ke Cilegon
hari itu dalam keadaan sangat terlambat. Kukira kamu nggak butuh alasan mengapa
kami terlambat, bukan?
Karena ini yang pertama kalinya dan kami belum tahu di mana
itu desa Cikerut, Aul pun menjemput dan mengantar kami ke sana.
Sekitar beberapa menit, kami sampai.
Kesan pertama saat masuk ke desa Cikerut: “Waah, banyak bata
sama gentengnya, ya.”
Yang kemudian kuketahui, memang di sanalah tempat pembuatan
bata dan genteng. Juga dijadikan sebagai mata pencaharian mereka.
Aku turun dari motor dan menghampiri calon teman-teman baru
dengan wajah malu-maluin.
“Eh, kenalin, dong! Ini ada kakak-kakak baru yang
cantik-cantik,” teriak Aul.
“Haloo…” kataku sambil
mesam-mesem dan salaman dengan anggota Buka Mata yang lain. Sepertinya mereka
lebih tua dari aku. Anggap saja iya. Huaha.
Sebagian dari adek-adek kecil dan adek-adek besar ada yang
balas menyapa, ada yang tetap fokus pada sesuatu yang mereka kerjakan (saat itu
sedang membuat prakarya: roket dari botol plastik bekas), dan ada juga yang
hanya bengong membiarkan ingusnya mengalir pelan di hidung.
Aku, Hanum, dan Happy sempat kebingungan harus melakukan apa.
Tapi, akhirnya bisa menyesuaikan. PDKT dengan adek-adek gemes. Ya ampun, mereka
lucu-lucuuuu. Oke. Mungkin ini efek dari aku yang anak bungsu. Haus akan
tatapan polos dari seorang adik.
Oiya, di sana namanya bisa berubah, loh. Aulia dipanggilnya
Kak Aya. Rima dipanggilnya Kak Delima.
DELIMA….
Sungguh sangat tidak cocok sekali. Terlalu manis untukku. Semoga
kamu tidak tertawa.
Saat itu sedang dibentuk kelompok-kelompok untuk membuat
roket. Kelompok yang lain sudah selesai. Sedangkan aku, Aul, Hanum, dan Happy,
baru saja membentuk kelompok – yang hanya terdiri dari 2 orang adek gemes.
Anggap saja namanya Mawar dan Melati. Mawar yang memanggilku ‘Kak Delima’.
“Kok, lama banget, sih, Kak? Tuh, yang lain udah pada
nerbangin roketnya,” kata Mawar sambil menulis – entah menulis apa di papan
tulis. Dan kulirik Melati sedang melakukan hal yang sama.
“Ahahaha. Iya, ini, lagi dibikin. Kita bikin roket yang beda
dari yang lain” jawab Aul.
“Iya, tenang aja, kita bakal bikin roket yang keren!” kata aku
menimpali. “Eh, emang… mau dibikin kayak gimana, Ul?” tanyaku setengah
berbisik.
“Nggg… kita kasih rumbai-rumbai aja. Hihihihi.”
“Oh, gitu? Oke. Hihihihi.”
Akhirnya roket – atau yang lebih cocok dibilang pesawat – itu
sudah jadi dan diberi nama: Pesawat Cibi-Cibi. Warbyasah.
![]() |
Itu dia Pesawat Cibi-Cibi! Rumbai-rumbainya warna kuning dan banyak tambalannya. |
Roket yang lain sudah pada diterbangkan oleh pilotnya
masing-masing dari tiap kelompok. Kini giliran ‘Pesawat Cibi-Cibi’ meluncur.
Mawar dan Melati, tidak ada yang mau jadi pilotnya. Sepertinya mereka malu
dengan tampilan pesawat yang aku dan Aul anggap keren itu. Ha ha ha.
Cara meluncurkannya mudah. Buka tutup botol yang dijadikan
ujung bawah roket. Isi sedikit air, dan pasangkan pada pipa yang sudah dibentuk
sebagai alat meluncurkannya. Agar si roket ini dapat meluncur, perlu adanya
sebuah tekanan atau dorongan. Dorongan ini didapat dari pompa sepeda yang sudah
terhubung dengan pipa peluncur roket. Setelah semuanya terpasang, sang pilot
membuat tekanan dari pompa sepeda. Tunggu beberapa saat, dan… WUUUZZZZ!! Roket
pun terbang. Semuanya berhasil terbang, kecuali ‘Pesawat Cibi-Cibi’. Kusedih.
:(
Itu tidak bisa terbang, bukan karena ada rumbai-rumbainya.
Namun, karena ujung botolnya terlalu kecil. Kami salah memilih botol. :(
“Yaah, masa nggak bisa? Pokoknya harus terbang. Bikinnya
lama, tuh…” sahut Aul sedih.
Yang lain hanya menertawakannya. Aku juga ikut menertawakan.
Eh, itu, kan, pesawat aku juga, ya? Hahahaha.
Akhirnya, demi membuat rengekan Aul berhenti, mereka memotong
ujung botol itu. Berharap akan cukup memasuki pipa, tapi ternyata tidak.
“Hahahaha. Udah dibedah, nggak bisa terbang pula. Hahahaha.
Udah, lelepin aja ke air, Ul. Jadi kapal selam,” kataku. Ah, aku tak bisa
berhenti tertawa. Menertawakan pesawat sendiri. Hahaha.
Yaa, begitulah. Setelah itu, kami semua kembali ke tempat
belajar yang terletak di bawah pohon seri. Sejuk. Seperti kebiasaan mereka,
setelah belajar akan dibagikan hadiah. Untuk yang roketnya paling keren, paling
jelek, paling jauh dan paling dekat saat meluncur, berhak mendapatkan hadiah. Namun,
pada akhirnya semua mendapat hadiah. Merata. Kategori tadi hanya dijadikan
‘pemanis’ saja. Aku bahagia melihat mereka semua tersenyum. :)
Kemudian, kelas selesai dan mereka berpamitan pulang.
Hari itu merupakan hari yang sangat-sangat berkesan untukku. Berhubung
aku belum berpenghasilan, jadi aku hanya menyumbang tenaga. Setidaknya, di hari
itu aku merasa bisa berguna untuk orang lain. Hidup aku nggak sia-sia. Aku jadi
punya tujuan baru. Yaa, aku sudah terlalu banyak menyusahkan orang. Aku tidak
ingin menambahnya terlalu banyak lagi. Terima
kasih Buka Mata. Terima kasih desa Cikerut. ^^
Ini ada beberapa hasil dari dokumentasiku.
![]() |
Tulisan tangan adek-adek anak jalanan. Lebih bagus daripada tulisan tanganku. |
![]() |
Kata-katanya polos, tapi tulus. |
![]() |
"Membaca itu bikin kita sukses. Kalau ingin sukses, bacalah sekuat otakmu." - Hilma |
Asli hasil tulisan adek-adek di kelas Buka Mata. Baca, deh.
Tulisannya sederhana. Namun, ketika membacanya, kamu akan terenyuh. Seperti ada
suatu harapan yang besar dan harus digali di sana, di dalam diri mereka. Mereka
dan anak-anak jalanan yang lain berhak untuk bersekolah hingga ke jenjang
tertinggi. Ya, kita dan mereka, sama. Sama-sama punya impian yang ingin diwujudkan.
Ayo dukung kami bantu mereka! #AnakBantenHarusSekolah
![]() |
Pompa terus~ Semangaaat! |
Ini saat mereka meluncurkan roketnya. Oh, kenalkan! Itu dia
pilotnya; yang memakai topi SMP berwarna biru. Dia semangat sekali memompanya.
Semua roket dia yang menerbangkan. Hihi. :D
![]() |
Pucuk! Pucuk! Pucuk! |
Kapan terakhir kali kamu memanjat pohon sambil tertawa ceria?
Anak-anak zaman sekarang sudah jarang yang begini, ya. Mereka memanjat dan
memetikkan buah seri untuk kakak-kakak Buka Mata. Ah, baik sekali. Terima kasih! Kumakan, yaaa.
Sebelum pulang, rapat dulu. Ini rapat untuk anggota, tapi volunteer seperti aku juga boleh ikutan.
Rapatnya membahas tentang tugas dari divisi VillageProject: pembangunan saung
belajar dan taman baca di desa Cikerut, Kota Cilegon. Ini untuk memaksimalkan
pengajaran. Buka Mata butuh banget support dari teman-teman semua. Bagi yang
punya buku bekas, baju bekas, boleh banget disumbangin. Kalau mau donasi uang
juga boleh. Sumbang tenaga juga boleh, atau apa saja deh yang bermanfaat. :)
Untuk donasi bisa transfer ke nomer rekening : 0346883276
(BNI a.n Aulia Rachmayanti)
Info lengkap, bisa follow:
IG: BukaMata_org
Twitter: @Banten_BukaMata
Atau personal chat:
Line: auliarynt
SMS/WA: 089689155277
Ayo ikut berpartisipasi! Mohon bantu sebarkan juga. Ditunggu,
ya, teman-teman.
Terima kasih!
Sekian. ^^
Sip. Semangaaat!
BalasHapusSini, Kak. Kuajari..., tapi bayar gocap, ya.
Rima emang mahasiswi absurd yang positif yak. Umur masih muda tapi udh byk komunitas yang dijabanin. bener ga :p ;)
BalasHapusPadahal aku nggak ngapa-ngapain, kenapa bisa positif, ya? :(
HapusHehehe. Kalo umur masih mudanya, sih, bener banget. :p
widih.. gaul juga komunitas sosial nya. kalau banten emang familiarnya sama debus dih yak...
BalasHapushmm, berarti.. umur komunitasnya belum lama-lama amat yak. termasuk baru. masuk komunitas yang positif itu emang menambah kegaulan seorang anak muda. belum bisa bantu banyak, tapi.. bantu doang deh. semoga project cilegonnya sukses yak!
Iyak. Serem, kan... :(
HapusYap. Masih balitaaa. :D
Oh, ya? Wkwkwk. Tapi nggak pengin gaul juga, sih. Penginnya digauli. *HAH?!*
AAMIIN! Terima kasihh. :D
Wiih lanjutkan, Rim. Gue ikut nyumbang doa aja, deh. :))
BalasHapusSiap!
HapusBoleeh. Diterima. Awkwkk. :))
Mantep. Komunitas yang bermanfaat untuk orang lain. :))
BalasHapusHm... nama temen lu boleh juga. Happy. Semoga dia selalu bahagia. Eaaakkkk.
Iya. :))
HapusAamiin. Hahaha.
Senang bacanya :) Terenyuh juga pas liat tulisan anak - anak itu T,T
BalasHapusKak Delima disini juga ga kalah hebat, terutama pesawatnya yang ga mau terbang, dan lebih baik ga bisa terbang daripada terbang tapi lost kontak hingga penumpangnya hilang semua. Disitulah terdapat pesan moral yang tersembunyi :D
Ditunggu post selanjutnya kegiatan mulia Buka Mata.
Aku juga nyumbang doa Rim, semoga segalanya lancar dan tujuannya tercapai, Amin :)
Aamiin. Teriman kasiiih, Kak Arief~ ^^
HapusPesawat CIbi-Cibi ya ampun rima. Eh Delima. Eh Belia. Eh siapa tadi?
BalasHapusElsa, Kaaaak.
HapusPrincess Elsaaaaaa. Aha. Aha. Ahaaaa~ *elus dada* -__-
Wih keren Rim, ikutan komunitas sosial kaya gini
BalasHapusSelain membantu sesama bisa dapat paha juga :D
Widih, mulia sekali kegiatan komunitas ini. Kalo banyak orang mau tergabung dalam gerakan kayak gini, pasti lingkungan jadi lebih baik deh..
BalasHapusWah rim, jujur aja aku malah baru tahu tentang komunitas buka mata
BalasHapus