Tak Ada Rotan, Telur pun Jadi
Pada hari minggu kuturut ayah kekota yang cerah, didunia tabi matahari tersenyum manis...
eh? aku nulis apaan sih? -_-"
Ehem. Oke mari kita ulangi lagi dari awal. Supaya yang menulis ini mendapat pahala, yang membaca mendapat berkah, sehingga tulisan ini pun bermanfaat untuk teletubbies kita semua, maka marilah bersama-sama kita ucapkan lafadz basmallah "bismillahirrahmannirrahiim".
Melihat judul diatas, postingan kali ini bukan membahas tentang pembuatan rotan, mengkonsumsi rotan, ataupun tentang rotan yang tertukar. Bukan. Tapi ini tentang telur yang naik haji. Bukan juga ding, oke serius.. ini hanya tentang telur dan kita (anak kosan). Tetapi bukan telur kita, karena kita tidak punya telur..... *krik krik krik*
Baiklah ini true story kawan, terjadi pada tanggal 8 juni 2014, simak baik-baik ya....
Menurut kalian, apa yang dilakukan anak kosan di hari minggu?
Mandi? Menurut aku, mandi di hari minggu itu hukumnya haram, apalagi mandi pagi-pagi haramnya mutlak ._.
Nyapu? Bersih-bersih? Kalau ini sih hukumnya sunnah. Iya kami pasti melakukan itu, tapi tidak jarang pula malas merasuki diri anak kosan~ haha .-.
Nonton doraemon? Hyaaaakk! Bentooool syekaliii! Yang satu ini hukumnya wajiiib! Aku suka banget nonton doraemon, soalnya doraemon lucu banget siiih kayak jenglot dibotakin :3
Tetapi, meskipun wajib, seringkali kita sebagai insan dimuka bumi ini melupakan kewajiban-kewajibannya. Astagfirullah... Begitupun aku, seringkali bangun kesiangan dan ketinggalan nonton doraemonnya. Kemudian aku akan menyesal, depresi, lalu bergayung dan ujung-ujungnya.... mandi. Oh My God, mandi... maafkan aku karena telah melakukan hal yang Engkau haramkan Yaa Allah.. :((
Kebetulan weekend ini aku nggak ada kegiatan apa-apa, padahal biasanya kalau weekend aku memang nggak pernah ada kegiatan apa-apa.
Jadi, aku sebagai anak kosan yang solehah dan rajin sikat gigi dimalam hari, akan memulai weekend ini dengan duduk didepan laptop kemudian online sepanjang hari. Iya, seperti ini..
Saat sedang asik-asiknya bercumbu dengan laptop, aku mendengar salah satu suara teman kosan aku (sebut saja namanya Mawar) berteriak kegirangan seakan baru saja memenangkan undian pergi kebulan naik onta gratiiiis! Waw! Langsung saja aku menghampiri dia yang sedang berteriak kegirangan diluar, siapa tahu aku bisa kecipratan diajak pergi kebulan naik onta. Lumayan kaan, dari pada lumanyun.
Ketika jemari kakiku menginjak bagian teras kosan, aku menemukan sosok Mawar didepan pot bunga yang sudah tak terpakai. Mawar menoleh padaku, aku terkesima, kemudian mata kita saling bertemu. Aku berjalan kearahnya dengan perlahan namun pasti.., Mawar tersenyum padaku. Mata kami masih bertatapan. Ketika aku sudah tepat dihadapannya, aku berteriak "ADAAAAWW!!" damn! ternyata aku menginjak kerikil, aku lupa pakai sandal :(
Langsung saja aku bertanya pada Mawar;
Aku terkejut! Mulutku ternganga, mataku bersinar cerah, jidatku melebar, jantungku berdebar, resletingku terbuka. *tutup resleting*
Ini lebih dari yang kubayangkan, lebih membahagiakan daripada menang undian pergi kebulan naik onta gratis! Bagi kami kaum anak kosan menemukan sesuatu yang bisa dimakan dengan gratis diakhir bulan itu lebih membahagiakan dan merupakan suatu anugerah, mukzizat, keajaiban, berkah, whatever apapun itu yang pasti telur ayam ini penyelamat hidup kami!
Tetapi, sebelum kami bawa calon anak ayam ini, kami memeriksa, mencari, dan meninjau(?) apakah sang induknya ada disini atau tidak. Tentu saja, karena kami tidak mau memakan hak hewan lain.
Setelah ratusan detik kami menunggu dan mencari, namun tidak ada satupun yang mencari telur ini. Aku berpikir, mungkin ibu ayam ini sedang mencari suaminya yang sudah tiga kali puasa dan tiga kali lebaran tak pulang-pulang. Bisa jadi... Aku gak nyangka ibu ayam bisa melakukan hal setega ini dengan anak-anaknya yang bahkan menetas saja pun belum. Asli ini sinetron banget..
Aku sedih ternyata tidak ada yang mencari telur ayam ini. Padahal dalam hati.....
Dengan sangat berbaik hati kami menyelamatkan ketiga telur yang yatim piatu ini. "Aku akan memberikan tempat yang lebih baik dan nyaman untuk kalian wahai para telur" , ujarku. *cium kening telur*
Agar telur ini tetap utuh dan terhindar dari gangguan apapun, aku akan menaruhnya ditempat yang aman, nyaman, dan bebas polusi. Yap, di kulkas. "Nah.. kamu yang tenang ya disini, baik-baik sama yang lain, tenang tempe, tahu, buncis dan mereka yang lainnya tidak akan menggigit kok", kataku kepada telur dengan lembut.
Setelah telur merasa aman, aku kembali melanjutkan aktivitasku yang tertunda tadi.
Entah kenapa aku merasa ada yang aneh, tiba-tiba angin berhembus, bulu kudukku berdiri. Sekilas kudengar suara anjing mengeong dan kucing menggonggong. Kulirik jam masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Gila! Ini bukan malam jumat apalagi malam minggu, tapi suasananya horor banget. Aku mulai ketakutan.
Detik demi detik terlewati, saat-saat bercumbu dengan laptop pun masih dijalani sembari ditemani dengan lagu-lagunya Avril Lavigne yang nangkring di playlist, kuputar dengan keras untuk menghilangkan suasana yang horor tadi...dan berhasil.
Tiba-tiba kepalaku pusing. Kulirik jarum jam menunjukkan angka 12 dan menitnya menunjukkan angka 6. Sepertinya aku melewatkan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting. Seperti memasukkan sesuatu kedalam mulut lalu mengunyahnya. Iya, makan. Aku lupa belum sarapan... Pantas saja, jadi tadi bukan suara gonggongan kucing dan ngeongan anjing, tapi cacing-cacing diperut aku. Mereka ganas dan liar. Huft. :(
Bahiklah, aku menyerah.. Aku akan memberikan kalian asupan wahai cacing-cacing yang liar! Bola mataku memutar perlahan, mencoba mengingat makanan apa yang masih aku punya di akhir bulan ini. Iya bisa kalian tebak, makanan penyelamat hidup anak kosan sepanjang masa... Mie Instan! Dan dalam waktu yang bersamaan aku ingat akan telur yang baru tadi pagi ditemukan oleh Mawar. Otakku mulai memanas. Sepertinya ini akan menjadi kolaborasi yang sangat hebat untuk mengalahkan cacing-cacing liar itu! *evil laugh*
Aku pun langsung meraciknya. Dan melahapnya dengan ganas.
Sekarang aku kekenyangan. Seperti separuh hidupku yang kosong ini terisi penuh. Perut yang penuh ini membuat otakku malas untuk bekerja. Jadi aku dipaksa oleh sang otak untuk tidak melakukan apa-apa. Baiklah...
Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk, bernafas, dan menatap tembok. Tatapanku kosong, pikiranku kosong, dan dompetku pun kosong.
Tiba-tiba aku merasakan aura-aura yang aneh. Ini seperti aura negatif, aku merasakan hal yang mistis (lagi!)..
Hembusan angin-angin halus menyentuh bagian tengkuk-ku, bulu ketiakku mulai berdiri. Aku merinding.
Ini berbeda dengan aura mistis yang pertama tadi, ini pasti aura kasih..
Sekarang mulai terdengar suara ayam berkokok. Bukan, kali ini bukan suara cacing diperutku lagi. Ini beneran suara ayam berkokok! Iya A-Y-A-M! Ritme nada berkokoknya dari yang rendah ke nada yang tinggi; "petok... petok..! petok.!! PETOK!!! petok... petok..! petok.!! PETOK!!!". Gila! teratur banget. Ini ayam pasti lulusan sekolah musiknya purwacaraka. Aku takut, aku mulai panik.
Aku mengintip lewat jendela, masih dengan ritme suara yang tadi si ayam sudah dengan posisi berdiri di atas pager kosan!
Oh My God.... Tuh kan bener itu-ayam-beneraaan. Itu pasti ibu dari telur-telur ayam tadi, keliatan dari perutnya ada luka jait bekas sesar gitu.
Ibu ayam itu mulai mengobrak-abrik pot bunga tempat dia bertelur. Melihat telurnya tidak ada, ibu ayam berkokok semakin keras. Otakku berpikir keras, tapi gak menghasilkan apa-apa, aku hanya bisa memanggil Mawar.
Pada akhirnya, karena nasi sudah menjadi bubur, telur sudah menjadi ee*, aku mengambil jalan damai saja. Dengan nyali mental rambo dan wajah pinkan mambo, aku menghampiri sang ibu ayam tersebut untuk minta maaf kemudian sungkem. Indonesia pun kembali damai... Alhamdulillah...
Pesan moral:
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Sebelum mengambil sesuatu yang bukan milikmu dicek dahulu
Siapa tahu itu punya kang maman
“Postingan ini diikutsertakan dalam 1ST Anniversary Giveaway : Tunjukkan Keabsurdanmu”
Yuk ikutan disini. :)
Kebetulan weekend ini aku nggak ada kegiatan apa-apa, padahal biasanya kalau weekend aku memang nggak pernah ada kegiatan apa-apa.
Jadi, aku sebagai anak kosan yang solehah dan rajin sikat gigi dimalam hari, akan memulai weekend ini dengan duduk didepan laptop kemudian online sepanjang hari. Iya, seperti ini..
Saat sedang asik-asiknya bercumbu dengan laptop, aku mendengar salah satu suara teman kosan aku (sebut saja namanya Mawar) berteriak kegirangan seakan baru saja memenangkan undian pergi kebulan naik onta gratiiiis! Waw! Langsung saja aku menghampiri dia yang sedang berteriak kegirangan diluar, siapa tahu aku bisa kecipratan diajak pergi kebulan naik onta. Lumayan kaan, dari pada lumanyun.
Ketika jemari kakiku menginjak bagian teras kosan, aku menemukan sosok Mawar didepan pot bunga yang sudah tak terpakai. Mawar menoleh padaku, aku terkesima, kemudian mata kita saling bertemu. Aku berjalan kearahnya dengan perlahan namun pasti.., Mawar tersenyum padaku. Mata kami masih bertatapan. Ketika aku sudah tepat dihadapannya, aku berteriak "ADAAAAWW!!" damn! ternyata aku menginjak kerikil, aku lupa pakai sandal :(
Langsung saja aku bertanya pada Mawar;
"Hai kawanku yang super dan baik hatinya, apa yang terjadi? mengapa engkau berteriak heboh seperti tadi?" (oke ini lebay -_-)Kemudian Mawar menjawab;
"hHaAhAha LiHaT iNi Rim, LiHaaTt! AdA tigA TeLur AyaM di DaLam PoT!!??!!" (baiklah yang ini alay -_-)
Aku terkejut! Mulutku ternganga, mataku bersinar cerah, jidatku melebar, jantungku berdebar, resletingku terbuka. *tutup resleting*
Ini lebih dari yang kubayangkan, lebih membahagiakan daripada menang undian pergi kebulan naik onta gratis! Bagi kami kaum anak kosan menemukan sesuatu yang bisa dimakan dengan gratis diakhir bulan itu lebih membahagiakan dan merupakan suatu anugerah, mukzizat, keajaiban, berkah, whatever apapun itu yang pasti telur ayam ini penyelamat hidup kami!
gambar diambil dari sini |
Setelah ratusan detik kami menunggu dan mencari, namun tidak ada satupun yang mencari telur ini. Aku berpikir, mungkin ibu ayam ini sedang mencari suaminya yang sudah tiga kali puasa dan tiga kali lebaran tak pulang-pulang. Bisa jadi... Aku gak nyangka ibu ayam bisa melakukan hal setega ini dengan anak-anaknya yang bahkan menetas saja pun belum. Asli ini sinetron banget..
Aku sedih ternyata tidak ada yang mencari telur ayam ini. Padahal dalam hati.....
SENENG (PAKE) BANGET |
Dengan sangat berbaik hati kami menyelamatkan ketiga telur yang yatim piatu ini. "Aku akan memberikan tempat yang lebih baik dan nyaman untuk kalian wahai para telur" , ujarku. *cium kening telur*
Agar telur ini tetap utuh dan terhindar dari gangguan apapun, aku akan menaruhnya ditempat yang aman, nyaman, dan bebas polusi. Yap, di kulkas. "Nah.. kamu yang tenang ya disini, baik-baik sama yang lain, tenang tempe, tahu, buncis dan mereka yang lainnya tidak akan menggigit kok", kataku kepada telur dengan lembut.
Setelah telur merasa aman, aku kembali melanjutkan aktivitasku yang tertunda tadi.
Entah kenapa aku merasa ada yang aneh, tiba-tiba angin berhembus, bulu kudukku berdiri. Sekilas kudengar suara anjing mengeong dan kucing menggonggong. Kulirik jam masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Gila! Ini bukan malam jumat apalagi malam minggu, tapi suasananya horor banget. Aku mulai ketakutan.
gambar dari sini |
Detik demi detik terlewati, saat-saat bercumbu dengan laptop pun masih dijalani sembari ditemani dengan lagu-lagunya Avril Lavigne yang nangkring di playlist, kuputar dengan keras untuk menghilangkan suasana yang horor tadi...dan berhasil.
Tiba-tiba kepalaku pusing. Kulirik jarum jam menunjukkan angka 12 dan menitnya menunjukkan angka 6. Sepertinya aku melewatkan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting. Seperti memasukkan sesuatu kedalam mulut lalu mengunyahnya. Iya, makan. Aku lupa belum sarapan... Pantas saja, jadi tadi bukan suara gonggongan kucing dan ngeongan anjing, tapi cacing-cacing diperut aku. Mereka ganas dan liar. Huft. :(
Bahiklah, aku menyerah.. Aku akan memberikan kalian asupan wahai cacing-cacing yang liar! Bola mataku memutar perlahan, mencoba mengingat makanan apa yang masih aku punya di akhir bulan ini. Iya bisa kalian tebak, makanan penyelamat hidup anak kosan sepanjang masa... Mie Instan! Dan dalam waktu yang bersamaan aku ingat akan telur yang baru tadi pagi ditemukan oleh Mawar. Otakku mulai memanas. Sepertinya ini akan menjadi kolaborasi yang sangat hebat untuk mengalahkan cacing-cacing liar itu! *evil laugh*
Aku pun langsung meraciknya. Dan melahapnya dengan ganas.
Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk, bernafas, dan menatap tembok. Tatapanku kosong, pikiranku kosong, dan dompetku pun kosong.
Tiba-tiba aku merasakan aura-aura yang aneh. Ini seperti aura negatif, aku merasakan hal yang mistis (lagi!)..
Hembusan angin-angin halus menyentuh bagian tengkuk-ku, bulu ketiakku mulai berdiri. Aku merinding.
Ini berbeda dengan aura mistis yang pertama tadi, ini pasti aura kasih..
Sekarang mulai terdengar suara ayam berkokok. Bukan, kali ini bukan suara cacing diperutku lagi. Ini beneran suara ayam berkokok! Iya A-Y-A-M! Ritme nada berkokoknya dari yang rendah ke nada yang tinggi; "petok... petok..! petok.!! PETOK!!! petok... petok..! petok.!! PETOK!!!". Gila! teratur banget. Ini ayam pasti lulusan sekolah musiknya purwacaraka. Aku takut, aku mulai panik.
Aku mengintip lewat jendela, masih dengan ritme suara yang tadi si ayam sudah dengan posisi berdiri di atas pager kosan!
Oh My God.... Tuh kan bener itu-ayam-beneraaan. Itu pasti ibu dari telur-telur ayam tadi, keliatan dari perutnya ada luka jait bekas sesar gitu.
Ibu ayam itu mulai mengobrak-abrik pot bunga tempat dia bertelur. Melihat telurnya tidak ada, ibu ayam berkokok semakin keras. Otakku berpikir keras, tapi gak menghasilkan apa-apa, aku hanya bisa memanggil Mawar.
"MAWAAAR! MAWAAAR! KESINI BURUAAAN!"
Mawar datang dengan tergopoh-gopoh; "ADA APA RIIM? ADA APAA?".
"ITU TELUR TERNYATA MASIH PUNYA IBU! ITU IBUNYA BALIK LAGI NYARI TELURNYA! GIMANA NIH??"
"HAH?! Yaudah balikin lagi aja Rim, balikiin buruaan!"
"BALIKIN GIMANAAA? TELURNYA UDAH AKU MAKAN SATU"
"........."*kemudian hening yang sangat panjang*
Pada akhirnya, karena nasi sudah menjadi bubur, telur sudah menjadi ee*, aku mengambil jalan damai saja. Dengan nyali mental rambo dan wajah pinkan mambo, aku menghampiri sang ibu ayam tersebut untuk minta maaf kemudian sungkem. Indonesia pun kembali damai... Alhamdulillah...
Pesan moral:
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Sebelum mengambil sesuatu yang bukan milikmu dicek dahulu
Siapa tahu itu punya kang maman
Yuk ikutan disini. :)
Oke Blogwalking. Btw, kang maman itu siapa ya? Dan blog lo udah gue follow, follback ya :) Ditunggu loh. Semangat terus bloggingnya
BalasHapusMakasih udah mampir :) hahaha random aja sih itu mah :D oke udah di follow back ya :) makaasih semangat juga buat kamu!
HapusKeren rims. Lucu...
BalasHapusDitunggu postingan selanjutnyaa haha
makasih dji haha :D
Hapusgambar-gambarnya lucu, menyatu dengan ceritanya yang menarik, saya kasih jempol, like this
BalasHapusmakasiih :)
BalasHapuswkwkkwk... asli konyol beud tulisannya ... dramatis .. ahhahaa
BalasHapussalam Terpusat Media
ahaha pujian bukan nih? btw makasih ya udah baca :D
HapusIni sih absurdnya keterlaluan banget..
BalasHapusmakasiih ehehehe ._.v
HapusHaha absrud banget asli.
BalasHapusanak kost gitu ya kalo liat bahan makanan dikitlangsung kalap,
aku juga sih whahaha
salam anak kost
iyaiya bener banget, kalap. :)) hahaha
Hapusciyeciyee anak kosan juga hehee :D
yap salam anak kos!
gile ini tulisan paling absurd yang pernah gue baca hahaha
BalasHapusentah bagaimana ceritanya dari rotan, kemudian melakukan hal yg haram (mandi), hingga face to face sama ayam wkwkkw
gokil
folbek yooh, saya udah follow XD
Oh yaa? Entah aku harus bilang makasih atau gimana ya hahaa :'D
HapusJangan dipikirkan, nanti bisa jatuh cinta *eh hehe
Udah di follow back ya Pak Dokter.. Terimakasih :D